Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Keharmonisan Keluarga adalah Sumber Produktivitas yang Luar Biasa

Diperbarui: 29 September 2021   01:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi Keharmonisan Keluarga. (sumber: Shutterstock via kompas.com)

"It is also anticipated that young people will have more time to meet, marry and have children, going some way to solving the worsening problem of a falling birth rate, an increasingly older national demographic and a contracting population" --Julian Ryall, 2021.

Mungkin Jepang adalah satu-satunya bangsa di dunia yang memiliki istilah khusus untuk menyebut fenomena kematian karena kelelahan kerja. 

Istilah "karoshi" menunjukkan, secara umum bangsa Jepang memiliki etos kerja yang sangat tinggi. Sedemikian rupa --sampai menimbulkan ketidakseimbangan dalam hidup.

Sekarang Jepang menghadapi masalah serius terkait demografi nasional yang semakin tua dan populasi yang menyusut. 

Para pejabat pemerintahan berharap pihak perusahaan bisa memberlakukan jam kerja yang fleksibel dan kerja jarak jauh (work from home), sampai pandemi berakhir. Pemerintah akan mengeluarkan kebijakan empat hari kerja dalam sepekan.

"Pemerintah sangat ingin perubahan sikap ini berakar pada perusahaan Jepang," ungkap Martin Schulz, Kepala Ekonom Kebijakan untuk Unit Intelijen Pasar Global Fujitsu Ltd., kepada DW.

"Selama pandemi, perusahaan telah beralih ke cara operasi baru dan mereka melihat peningkatan produktivitas secara bertahap," kata Schulz. 

"Perusahaan meminta karyawan mereka bekerja dari rumah atau dari jarak jauh, yang bisa membuat lebih nyaman dan produktif bagi banyak orang."

Perhatian terhadap Keluarga

sumber: asia.nikkei.com

"The government said in the outline of its campaign that, with a four-day working week, companies would be able to retain capable and experienced staff who might otherwise have to leave if they are trying to raise a family or take care of elderly relatives" --Julian Ryall, 2021.

Pola kerja yang menuntut banyak waktu, tenaga dan perhatian di perusahaan, menyebabkan banyak masyarakat Jepang enggan menikah dan memiliki anak. Waktu, tenaga dan perhatian mereka tercurah untuk pekerjaan. Mereka kehilangan keseimbangan dalam kehidupan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline