Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Istriku, Maafkan Sikap Ibu Kepadamu

Diperbarui: 7 September 2021   06:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://timesofindia.indiatimes.com/

Beberapa waktu yang lalu, saya membuat postingan di instagram dan facebook, terkait persoalan menantu dan mertua. Dalam postingan itu, saya akhiri dengan pertanyaan, apa masalah yang Anda hadapi dalam berinteraksi dengan mertua?

Muncul banyak ungkapan di kolom komentar, baik pada akun instagram maupun di facebook. Berturut-turut dalam empat postingan sebelumnya telah saya sampaikan berbagai dinamika hubungan menantu mertua. Postingan kali ini saya sampaikan lagi salah satu persoalan yang dirasakan menantu dalam berinteraksi dengan mertua.

Pengorbanan Menantu

"Suami saya sering membiskkan kata, 'Maafkan ibuku ya.... Tanpa ibu aku gak akan jumpa kamu. Jika sekarang kamu bersabar menemaniku merawat ibuku, kamulah istri salihah yang aku ridhai apapun cita-citamu. Setinggi apa, seberat apa itu akan kuusahakan. Terimakasih atas maaf dan pengorbananmu ya...'Istriku, " 

Saat ta'aruf dulu, suami bertanya, "Habis akad nikah, untuk sementara kita tinggal di rumah menemani bapak ibuku mau gak? Tapi seiring waktu, itulah kalimat yang sering muncul dari suami. 

Padahal jika tanah warisan plus tabungan kami, insyaallah kami bisa membangun rumah sendiri. Namun demi berbakti kepada ibu, suami memilih tinggal bersama dengan orangtuanya" (Hisymah).

Pembahasan Masalah

Anak kandung adalah pihak yang sangat mengerti tentang kondisi orangtuanya, dibandingkan orang lain. Menantu sebagai pendatang baru dalam keluarga mertua, tentu tidak memiliki pengenalan yang memadai. Menantu akan semakin mengenali mertua, seiring dengan perjalanan waktu dan intensitas interaksi mereka.

Adalah tindakan yang sangat tepat, untuk menyampaikan kondisi orangtua sejak sebelum menikah. Saat sepasang calon pengantin melakukan ta'aruf menjelang pernikahan, mereka menyampaikan kondisi orangtua masing-masing. Hal ini akan bisa menjadi pertimbangan bagi masing-masing pihak untuk memutuskan bersedia menikah dengan calon tersebut atau tidak.

Terkadang, ada kondisi tertentu dari orangtua yang sangat perlu diketahui calon pasangan hidup. Misalnya --orangtua sudah tua renta dan memerlukan perawatan serta pendampingan khusus dari sang anak. Konsekuensinya, jika menikah dengan dia, harus bersedia turut merawat dan mendampingi mertua. Tentu dengan segala kerumitan dan kerewelannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline