Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Agar Nyaman Berinteraksi dengan Besan

Diperbarui: 24 Agustus 2021   16:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

Di pentas politik nasional, kita pernah mendapatkan berita tentang perseteruan antar besan karena perbedaan pandangan politik. Keduanya adalah tokoh politik nasional, yang saling menjadi besan karena pernikahan anak-anak mereka. 

Sayang, sang besan memiliki pandangan politik yang berbeda secara tajam, sehingga melahirkan konflik terbuka hingga di media.

Persoalan antar besan merupakan hal yang banyak terjadi dalam kehidupan masyarakat kita. Tentu konflik antar besan bisa memengaruhi kebahagiaan keluarga anak dan menantu. 

Bahkan bisa jadi konflik bisa meluas, tidak hanya melanda besan, namun berkembang menjadi konflik antara anak dan menantu dalam kehidupan rumah tangga mereka.

Tentu saja hal itu bisa dihindari. Berikut beberapa sikap yang selayaknya dimiliki oleh kedua belah pihak besan, untuk merajut hubungan yang nyaman.

  • Saling menyesuaikan diri

Semua manusia itu unik, pasti ada titik perbedaan. Tidak ada manusia yang sama persis dalam sifat dan karakter, meskipun mereka berdua kembar identik. Jangankan antara besan, sedangkan antara adik dan kakak juga pasti ada perbedaan.

Untuk itu, kedua belah pihak harus bersedia beradaptasi, saling menyesuaikan diri. Terlebih pada besan dengan latar budaya jauh berbeda. Misalnya pernikahan antar budaya, lelaki Amerika menikah dengan perempuan Indonesia, lelaki Indonesia menikah dengan perempuan Jepang, dan lain sebagainya.

Pasti ada sangat banyak hal yang harus diadaptasikan. Bukan saja faktor bahasa, tetapi juga cara berkomunikasi, cara berinteraksi, cara memberikan penghormatan, dan lain sebagainya.

  • Saling menerima perbedaan

Indonesia adalah negara yang tersusun atas perbedaan-perbedaan. Itulah sebabnya dikemukakan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, untuk merajut semua yang berbeda menjadi potensi kekuatan bangsa.

Faktor perbedaan di Indonesia terlalu kompleks. Ada ribuan suku bangsa, ada ratusan bahasa daerah, ada perbedaan warna kulit, bahkan perbedaan afiliasi politik. Banyak hal yang bisa memicu pertikaian jika tidak memiliki kesadaran untuk menerima perbedaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline