Apa yang Anda lakukan jika memiliki mushaf Al-Qur'an yang sudah tua? Mushaf yang sudah tua dan rusak, meskipun sudah tidak bisa dibaca dan tidak utuh, banyak bagian yang sobek atau hilang, namun tetap wajib dihormati. Tidak boleh dibuang --apalagi ke tempat sampah. Harus tetap disimpan di tempat yang terhormat.
Seperti itukah jika memiliki mertua yang temperamental dan tak ramah pada menantu? Jika menantu melawan, bisa menjadi menantu durhaka. Takut kualat sama mertua. Namun jika dibiarkan saja, rasanya sudah tidak berguna.
Canda di atas disampaikan seorang Kyai sepuh yang sering dipotong ceramahnya di bagian lucu-lucu dan diposting di Tiktok oleh fans-nya. Beliau menggambarkan, memiliki istri yang sudah tua, seperti menyimpan mushaf tua. Dibaca tidak bisa, dibuang dosa.
Ternyata, realitas dalam kehidupan masyarakat kita, menunjukkan banyak dilema. Sangat banyak konflik antara menantu mertua, atau ketidakbaikan hubungan di antara mereka. Kondisi ini membuat kehidupan rumah tangga menjadi terganggu.
Sebagai menantu, mereka harus berusaha menerima dan menghormati mertua. Namun dari sisi mertua, seakan tidak mengerti kewajiban terhadap menantu. Hanya bisa menuntut hak, namun tidak memberikan kewajiban sebagai mertua.
Ibu Mertua yang Membuat Derita
Perhatikan curhat seorang perempuan berikut ini. Saya hilangkan nama dan lokasi. Hanya saya sampaikan isi cerita, untuk menjadi pelajaran bagi kita semua.
Usia pernikahan kami berjalan dua tahun. Semenjak menikah saya harus tinggal serumah dengan ibu mertua yang sudah tua. Usia beliau hampir 80 tahun.
Ayah mertua sudah lama meninggal dunia, sementara suami saya adalah anak lelaki terakhir dan sekaligus paling dekat dengan ibunya. Suami saya adalah satu-satunya anak yang bisa dekat dengan ibu mertua, maka ia merasa harus tinggal bersama ibu untuk merawat.
Masalah muncul karena karakter ibu mertua yang sangat temperamental. Di satu sisi beliau sangat sayang kepada suami saya, namun justru saking sayangnya, maka sangat mengatur terhadap kehidupan keluarga kami.