Saat pertama kali bertemu di Kedai Kopi Pak Rohmat di Menoreh, saya sempat berdesis, "Apakah ini Kiai Gringsing yang terkenal itu?" Tapi sepertinya bukan.
Tidak tampak bahwa dirinya memiliki ilmu kanuragan yang nggegirisi sebagaimana dimiliki Kiai Gringsing. Mungkin ia adalah Ki Widura yang bijak. Ah, sepertinya juga bukan. Sebab Ki Widura, paman Agung Sedayu, bertugas di Kademangan Sangkal Putung.
Lalu siapakah gerangan lelaki mengenakan iket dan baju sorjan ini? Jika menilik keberadaan dan pengaruhnya di Tanah Perdikan Menoreh, kemungkinan ia adalah Ki Argapati alias Ki Gede Menoreh. Ya, tak salah lagi. Ia pasti Ki Gede Menoreh.
Sebuah sapaan membuyarkan lamunanku.
"Mari silakan pinarak, Ki Sanak," ujarnya ramah kepada tetamu.
Segera saya hampiri lelaki berbaju sorjan itu, "Terimakasih Ki Gede Menoreh. Sudah lama saya ingin mengunjungi padepokan ini, rupanya baru sekarang bisa kesampaian".
"Ah, saya yang tersanjung mendapat kehormatan besar ini. Apakah semua Ki Sanak ini berasal dari Kademangan Gambiran?" ujar Ki Gede Menoreh.
"Benar, Ki Gede. Kami semua dari tlatah Kademangan Gambiran. Yang berbaju hitam itu adalah Ki Demang Gambiran yang bernama Ki Boedi Dewantoro", jawab saya.
"Sugeng enjang Ki Gede, senang sekali bisa bertemu", ujar Ki Demang Gambiran.
Dalam pada itu, Ki Gede Menoreh segera mengajak kami semua menuju pringgitan. Sebuah tempat yang sangat asri di tengah kebun kopi. Aneka jajanan telah menanti, untuk menemani kopi panas yang sengaja digiling dan diseduh untuk kami.
"Mari silakan disantap Ki Sanak. Semua sajian ini adalah hasil bumi Tanah Perdikan Menoreh. Termasuk kopi yang kami tanam sendiri", ujar Ki Gede Menoreh dengan ramah dan sopan.