Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Kehebatan Suami adalah Ketika Mampu Memuliakan Istri

Diperbarui: 26 April 2021   14:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehebatan Suami adalah Ketika Mampu Memuliakan Istri (dokumen pribadi)

Memuliakan istri adalah perbuatan mulia. Lelaki yang paling pandai memuliakan istri, adalah orang yang paling mulia. Dialah Nabi Muhammad Saw, teladan umat manusia. Beliau bersabda:

"Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya dan aku adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap istriku" (HR. At-Tirmidzi no 3895, Ibnu Majah no 1977. Disahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Sahihah no 285).

Beliau juga bersabda, "Orang yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istrinya" (HR. At-Tirmidzi no 1162, Ibnu Majah no 1987. Disahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah no 284).

Memuliakan Istri

Dua hadits di atas mengarahkan para suami agar memuliakan istri dengan akhlak yang baik. Syaikh Abdul Malik Ramadhani dalam kitab Al-Mau'izhah Al-Hasanah menyatakan kondisi paradoks yang sering terjadi dalam kehidupan para suami.

"Betapa banyak kita dapati seseorang tatkala bertemu dengan sahabatnya di tempat kerja maka ia akan bersifat mulia dan lembut, namun jika ia kembali ke rumahnya maka jadilah orang yang pelit, keras, dan menakutkan. Padahal orang yang paling berhak untuk ia lembuti dan ia baiki adalah istrinya".

"Maka kenalilah (hakikat) dirimu di rumahmu. Bagaimana kesabaranmu dalam menghadapi anak-anakmu? Dalam menghadapi istrimu? Bagaimana kesabaranmu menjalankan tanggung jawab rumah tangga? Jika orang tidak bisa mengatur rumah tangganya bagaimana ia bisa memimpin umat?", lanjut beliau.

Al-Mubarakfuri dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi menyatakan, "Karena mereka (para perempuan) merupakan tempat untuk meletakkan kasih sayang disebabkan lembutnya (sifat)  mereka".

Imam Asy-Syaukani dalam kitab Nailul Authar menjelaskan, "Pada kedua hadits ini ada peringatan bahwasanya orang yang tingkat kebaikannya tertinggi dan yang paling berhak untuk disifati dengan kebaikan adalah orang yang terbaik bagi istrinya. Karena istri adalah orang yang berhak untuk mendapatkan perlakuan mulia, akhlak yang baik, perbuatan baik, pemberian manfaat dan penolakan terhadap kemudharatan".

Syaikh Ibnu Utsaimin menasehati para suami agar berlaku yang baik terhadap istri, "Sikap engkau terhadap istrimu hendaknya sebagaimana harapan engkau akan sikap suami putrimu sendiri. Maka sikap bagaimanakah yang kau harapkan dari lelaki tersebut untuk menyikapi putrimu?"

"Apakah engkau ridha jika ia menyikapi putrimu dengan kasar dan kaku? Jawabannya tentulah tidak. Jika demikian maka janganlah engkau menyikapi putri orang lain dengan sikap yang engkau tidak ridha jika diarahkan kepada putrimu sendiri. Ini merupakah kaidah yang hendaknya diketahui setiap orang," ungkap beliau.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline