Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Rumahku Istanaku

Diperbarui: 3 November 2020   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

Jika ditanyakan, "Di mana Anda tinggal?" Apa jawaban Anda? Umumnya, kita akan memberikan alamat rumah. Sekali lagi : alamat rumah. Bukan alamat kantor atau warung tempat nongkrong.

Hal ini karena, pada umumnya semua manusia tinggal di rumah.  Umumnya manusia menempati rumah, berkumpul dan berkegiatan bersama di rumah. Bahkan manusia purba sekalipun, mereka memiliki "rumah", entah di pohon, di goa, atau di dalam hutan dengan membuat batas dan penutup.

Fungsi yang sangat mendasar dari sebuah rumah adalah memberikan nilai-nilai dasar kehidupan bagi semua penghuninya. Setiap anak yang tumbuh besar di dalam rumah bersama keluarganya, ia akan mendapatkan jawaban tuntas atas berbagai pertanyaan fundamental dalam kehidupan.

Rumah mampu memberikan definisi nilai, tentang baik - buruk, benar - salah, patut - tidak patut, dan lain sebagainya. Rumah juga bisa memberikan perlindungan kepada semua anggota keluarga. Bukan hanya perlindungan secara fisik, namun juga hal-hal yang bersifat psikis.

Hal penting lainnya dari sebuah rumah adalah memberikan fungsi emosional bagi semua anggota keluarga. Di dalam rumah, semua anggota keluarga bisa saling mengekspresikan cinta dan kasih sayang.

Rumah menjadi sarana bagi setiap anggotanya untuk merasakan penerimaan dan penghargaan. Mereka bisa saling bersosialisasi secara positif dalam kehidupan sehari-hari, sebagai wujud dan penyaluran potensi kemanusiaan.

Rumah memiliki fungsi ekonomi bagi semua penghuninya. Dari rumah, bisa didapatkan kecukupan kebutuhan ekonomi yang mendasar. Rumah juga sebagai sarana untuk kehidupan sosial yang sehat.

dokumen pribadi

Rumahku Istanaku

Saya mendapatkan catatan menarik dari buku "Jejak Petualang Tak Pernah Hilang", karya Warlinah (2020). Penulis menggambarkan rumah sebagai istana. Demikianlah yang semestinya kita nikmati.

Warlinah menceritakan perjuangan untuk bisa membangun sebuah rumah di Sangatta, Kalimantan Timur. Menurutnya, memiliki rumah merupakan kebahagiaan tersendiri. Ada kebanggaan jika rumah yang dimiliki adalah hasil jerih payah sendiri. Memiliki rumah sendiri meski sederhana lebih nyaman ketimbang rumah mewah tapi milik orang lain.

Sangat mudah memahaminya. Di rumah, kita beraktivitas bersama, tumbuh bersama, dan merasakan segala dinamika, suka duka, di setiap sudut-sudutnya. Kita telah menyimpannya, sangat dalam. Sangat berkesan. Cinta, kasih sayang, rindu, semua tersimpan dengan sangat rapi di dalam rumah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline