Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Merdeka dari Wabah Ketidaktertiban

Diperbarui: 17 Agustus 2020   05:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi | dailyhive.com

Suatu siang yang dingin di Toronto, saya diajak menikmati kopinya orang Kanada, Tim Hortons. Sebagaimana di tempat umum lainnya, kondisi Tim Hortons tampak bersih dan rapi.

Orang-orang yang akan belanja antre dengan tertib. Antrean cukup panjang, mungkin saya antrean ke limabelas. Tidak ada suara yang gaduh, tidak ada orang menyerobot antrean orang lain. Semua rela berdiri antre menunggu giliran untuk dilayani.

Pemandangan sama saya dapatkan saat di Vancouver menikmati minuman coklat panas di Tim Hortons. Kendati sudah jam sebelas malam, namun kedai kopi yang satu ini tetap ramai dikunjungi pelanggan.

Kami antre dalam barisan yang tertib, tanpa ada kegaduhan dan kekacauan antrean. Semua orang menunggu dalam antrean, kendati semua orang tenu saja sibuk dengan urusan dan pekerjaan masing-masing.

Norma Ketertiban

Kondisi seperti ini seakan sudah menjadi standar umum, atau norma umum yang berkembang dan diterima secara umum oleh masyarakat di negara-negara maju. Di semua tempat publik, akan dijumpai hal yang sama. Masyarakat pendatang dari berbagai macam negara dan bangsa, akan menyesuaikan diri dengan kebiasaan tersebut agar tidak menjadi manusia aneh yang ditertawakan dan dianggap tidak mengerti peradaban modern.

Saya tanyakan kepada teman yang mengantar saya minum kopi Tim Hortons di Toronto, apa yang terjadi jika ada seseorang yang menyerobot antrean, langsung ke bagian paling depan tanpa mau antre di belakang ?

"Dia akan dimarahi semua orang, atau akan ditertawakan oleh semua orang", jawab teman yang sudah lama menetap di Toronto.

Ditegur, dimarahi atau ditertawakan orang, tentu membuat malu. Orang-orang Barat cenderung memiliki kepedulian dalam urusan yang melibatkan publik, seperti dalam kaitan dengan hak orang lain.

Mereka cenderung kurang peduli dalam urusan yang danggap privat. Maka hidup di kota-kota besar di Barat cenderung tidak saling mengenal tetangga terdekatnya, karena rumah bagian dari privasi.

Dalam kaitan dengan menjaga hak orang lain, ini merupakan perbuatan dan kebiasaan yang sangat positif. Begitulah agama mengajarkan kepada kita. Antrean panjang di tempat umum bisa terjadi dengan tertib, karena mereka menghormati hak orang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline