Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Jika Ada 8 "Tidak", Keluarga Anda Bisa Retak

Diperbarui: 25 Mei 2020   12:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto : drgrantmullen.com

 

Pernikahan bahagia adalah dambaan semua manusia. Namun realitasnya, ada pernikahan yang sehat sejahtera, maka mereka mendapatkan kebahagiaan yang sempurna. Namun ada pula pernikahan yang tidak sehat dan tidak sejahtera, maka mereka merasakan penderitaan tak terkira.

Sebuah pernikahan yang tidak sehat, memiliki beberapa tanda. Di antara tanda-tanda pernikahan yang tidak sehat adalah:

  • Tidak mau berubah

Pasangan suami istri semestinya berproses bersama, melakukan adaptasi untuk mencapai titik kesesuaian dan kenyamanan hubungan. Keduanya harus bersedia berubah menyesuaikan diri dengan harapan pasangan. Adaptasi adalah sebuah keharusan di sepanjang perjalanan kehidupan berumah tangga.

  • Tidak mau menerima kondisi pasangan

Menikah itu artinya siap menerima kondisi pasangan ---yang belum diketahui ketika sebelum menikah. Jangan menyesal menikah dengannya karena mengetahui ada sifat, karakter atau kondisi yang sebelumnya tidak diketahui. Terimalah kondisi pasangan Anda, untuk bersama-sama berubah menuju kondisi yang lebih baik.

  • Tidak peduli kondisi pasangan

Ketika suami sudah mulai mengabaikan istri, dan istri mulai mengabaikan suami, kehidupan pernikahan mereka sudah mulai terancam. Suami tidak peduli perasaan istri, pun istri tidak peduli perasaan suami. 

Ketika tengah di rumah, suami dan istri asyik berkegiatan sendiri-sendiri, tidak saling memedulikan, saling mengabaikan, ini adalah ciri pernikahan yang tidak sehat.

  • Tidak pernah merasa bersalah

Salah satu tanda pernikahan yang tidak sehat adalah adanya suasana saling menyalahkan antara suami dan istri. Keduanya mudah menuduh dan menuding, saling melempar kesalahan dan sulit untuk berdamai. 

Suami dan istri tidak pernah merasa bersalah atas apa yang terjadi dalam rumah tangga mereka. Tidak mau introspeksi diri, seakan kesalahan selalu ada pada pasangan.

  • Tidak bersabar melalui proses

Kadang istri terlalu cepat merasa putus asa terhadap suami, dan suami terlalu cepat merasa putus asa terhadap istri. Ketika harapan terhadap pasangan tidak didapatkan, suami dan istri merasa mentog dan berputus asa, seakan tak ada harapan perbaikan. 

Belum genap lima tahun menikah, sudah berputus asa, karena harapan terhadap pasangan tidak menjadi kenyataan. Mereka tidak bersabar atas proses yang tengah terjadi pada diri dan pasangan.

  • Tidak bisa terbuka terhadap pasangan
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline