Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Makin Mesra di Tengah Wabah Corona

Diperbarui: 14 April 2020   16:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto : pinterest.com

#StayAtHome, membuat suami dan istri lebih sering berinteraksi satu dengan yang lain, apalagi dalam rumah yang sempit. Kesempatan yang sangat bagus untuk menciptakan sebanyak mungkin momentum romantis bersama pasangan, mencontoh kehidupan Nabi saw bersama 'Aisyah tercinta.

Suatu malam, 'Aisyah berbaring di hadapan Nabi saw yang tengah melaksanakan shalat. 'Aisyah menceritakan, "Saya tidur di depan Rasulullah saw dan kedua kakiku berada di kiblatnya Nabi saw ---yaitu di tempat sujud beliau. Jika Nabi saw sujud, maka beliau memegangku maka akupun melipat kedua kakiku, dan jika ia telah berdiri maka aku kembali menjulurkan kedua kakiku". 

'Aisyah menambahkan, "Pada waktu itu rumah-rumah belum ada lampunya" HR. Bukhari no 382 dan Muslim 262.

Pelajaran Membangun Romantisme dalam Rumah Tangga

Dari hadits di atas kita bisa mendapatkan banyak pelajaran dalam berbagai sisi. Salah satunya adalah sisi membangun romantisme dalam rumah tangga. Nabi saw adalah sosok suami yang sangat lembut dan bijak kepada istri. Beliau memperlakukan para istri dengan sangat romantis, sebagaimana tampak dalam sangat banyak riwayat kehidupan keluarga beliau.

Pelajaran Pertama

Melaksanakan Ibadah di Rumah

Pelajaran penting pertama untuk membangun romantisme dalam rumah tangga, adalah melaksanakan ibadah di rumah. Kaum laki-laki hendaklah melaksanakan di rumah, sebagaimana Nabi saw mencontohkan dalam hadits 'Aisyah di atas. Hal ini agar rumah mendapatkan 'hak' untuk dijadikan sebagai tempat shalat. Bahkan Nabi saw menyatakan shalat di rumah sebagai 'sebaik-baik shalat'.

Nabi saw bersabda, "Shallu ayyuhannas fi buyutikum, fa inna afdhalash shalati shalatul mar'i fi baithi illal maktubah. Shalatlah kalian, wahai manusia, di rumah-rumah kalian, karena sebaik-baik shalat adalah shalat seseorang di rumahnya, kecuali shalat wajib." (HR. Bukhari, no. 731 dan Muslim, no. 781)

Ibadah yang dillaksanakan di rumah menciptakan suasana dan iklim ubudiyah, penghambaan diri kepada Allah. Suami dan istri sama-sama berada dalam ketaatan kepada Allah dengan melaksanakan aktivitas untuk selalu mendekatkan diri kepada-Nya.

Pelajaran Kedua

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline