Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Alangkah Ruginya Kita

Diperbarui: 13 April 2020   22:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto : data lama, maret 2020, www.mypost.com

Alangkah ruginya, kita mendapatkan musibah berupa wabah, namun tidak mendapatkan keberkahan dan rahmat dari Allah Ta'ala. Bukankah musibah adalah tanda bahwa Allah tengah mengucurkan keberkahan dan rahmat bagi hamba yang beriman?

"Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: 'Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.' Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-Baqarah: 155-157).

Alangkah ruginya, kita mendapatkan musibah berupa wabah, namun tidak mendapatkan cinta dari Allah Ta'ala. Bukankah musibah adalah pernyataan cinta dari Allah bagi hamba yang beriman? 

"Jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji" (HR. Ath-Thabrani).

Alangkah ruginya, kita mendapatkan musibah berupa wabah, namun tidak mendapatkan kebaikan setelahnya. Bukankah musibah adalah tanda bahwa Allah menghendaki kebaikan bagi hamba yang beriman?

"Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia" (HR. Tirmidzi dan Al-Hakim).

Alangkah ruginya, kita mendapatkan musibah berupa wabah, namun tidak mendapatkan ridha dari Allah Ta'ala. Bukankah musibah adalah kesempatan mendapat ridha dari Allah?

"Barangsiapa yang ridha (dengan ujian), maka ia yang akan meraih ridha Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka." (HR. Ibnu Majah).

Alangkah ruginya, kita mendapatkan musibah berupa wabah, namun tidak mendapatkan petunjuk dari Allah. Bukankah musibah adalah tanda bahwa Allah memberikan hidayah bagi hamba yang beriman?

"Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali denga izin Allah; barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya". (QS. At-Taghabun :11)

Alangkah ruginya, kita mendapatkan musibah berupa wabah, namun tidak menghapuskan dosa-dosa kita. Bukankah musibah adalah tanda bahwa Allah menghendaki penghapusan dosa bagi hamba yang beriman?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline