Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Jangan Bingung Nak, Kita Akan Puasa Arafah 21 Agustus dan Idul Adha 22 Agustus

Diperbarui: 16 Agustus 2018   13:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi : www.pinterest.com

Anakku bertanya, Idul Adha tahun ini, kita akan ikut yang mana? Ikut waktu para jama'ah haji untuk membersamai mereka, atau ikut kondisi di Indonesia? Persoalan seperti ini adalah hal yang klasik, namun asyik, karena bisa menjadi bahan berdiskusi dengan semua anggota keluarga. Untuk itu, saya harus memberikan jawaban yang memadai agar anakku mengerti duduk persoalan sebenarnya, dan tidak sekedar ikut-ikutan kata orang. Berikut jawabanku untuk anakku yang bertanya.

Anakku, sebagaimana telah banyak diberitakan media, Mahkamah Agung Kerajaan Arab Saudi menetapkan Hari Raya Idul Adha 1439 H bertepatan dengan Selasa tanggal 21 Agustus 2018. Hari Arafah akan jatuh pada hari Senin 20 Agustus 2018. Keputusan ini diambil berdasarkan hasil sidang itsbat yang digelar Mahkamah Agung Saudi, Sabtu (11/8/2018) waktu setempat, yang dipimpin oleh Syekh Ghihab bin Muhammad Al-Ghihab.

Mahkamah Agung Kerajaan Arab Saudi menetapkan 1 Dzulhijjah jatuh pada hari Ahad 12 Agustus 2018, setelah menerima laporan dari tim rukyat di beberapa wilayah di Arab Saudi. Oleh karena itu, hari Arafah tahun 2018 terjadi pada Senin (20/8), dimana jutaan jamaah haji berbondong-bondong untuk berkumpul di Padang Arafah untuk berdoa.

Nah, itulah ketetapan Pemerintah Arab Saudi. Bagaimana dengan Indonesia, anakku? Berikut aku sampaikan pendapat ormas besar di Indonesia, NU dan Muhammadiyah, serta ketetapan dari Pemerintah RI melalui Kementrian Agama.

Pendapat Muhammadiyah

Anakku, Muhammadiyah selama ini dikenal konsisten menggunakan perhitungan berdasarkan hisab hakiki, dan memilih pendapat bahwa setiap negeri menetapkan tanggal 9 Dzulhijjah berdasarkan kalender masing-masing negara. Untuk tahun ini, PP Muhammadiyah telah menetapkan, Idul Adha tahun 2018 jatuh pada hari Rabu Wage, 22 Agustus 2018.

Penetapan tanggal itu didasarkan pada perhitungan hisab wujudul hilal yang menunjukkan ijtima' jelang Dzulhijah1439 H terjadi pada hari Sabtu Pon, 11 Agutus 2018 M pukul 17:00:24 WIB. Tinggi Bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta (-00 37', 58" LS 11021BT ) = -037'58" (hilal belum wujud), dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam Matahari itu Bulan berada di bawah ufuk.

Dengan data astronomi seperti ini, maka ditetapkan, 1 Dzulhijah1439 H jatuh pada hari Senin Kliwon, 13 Agustus 2018 M. Hari Arafah (9 Dzulhijah1439 H) bertepatan dengan hari Selasa Pon, 21 Agustus 2018 M. Shalat Idul Adha (10 Dzulhijah1439 H) dilaksanakan pada hari Rabu Wage, 22 Agustus 2018 M. Hilal Dzulhijjah saat tanggal 29 Dzulqa'dah masih belum wujud, sehingga tidak mungkin kelihatan ketika dilakukan rukyat dengan model apapun.

Ini adalah, pendapat Muhammadiyah yang karena menggunakan metode hisab selalu bisa mengumumkan lebih cepat. Bagaimana dengan ormas NU?

Pendapat Nahdhatul Ulama (NU)

Dilansir dari website NU, Lembaga Falakiyah (LF) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengikhbarkan bahwa tanggal 1 Dzulhijjah 1439 H jatuh pada hari Senin (13/8). "Awal Dzulhijjah 1439 H bertepatan dengan hari Senin (mulai Ahad malam), 13 Agustus 2018 atas dasar penyelenggaraan ru'yah (Ahad, 29 Dzulqo'dah 1439 ) petang ini," demikian penjelasan LF PBNU yang diketuai KH Ahmad Ghazalie Masroeri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline