Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

5 Hal Sensitif dalam Pernikahan

Diperbarui: 28 Mei 2018   16:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi : www.pinterest.com

Pernikahan telah mempertemukan dua pribadi dengan karakter, latar belakang, kebiasaan, serta pengalaman yang berbeda. Pengalaman kehidupan bersama orang tua masing-masing, ditambah pendidikan dan lingkungan pergaulan, juga pembelajaran, membuat mereka berada dalam situasi yang berbeda. Bisa memiliki persepsi dan tradisi yang berbeda, dalam banyak aspek kehidupan. Itulah pentingnya untuk saling mengenal (ta'aruf) untuk mendapatkan kemantapan menikah, karena mereka harus banyak melakukan kompromi dalam berbagai hal berbeda tersebut.

Kendatipun telah saling mantap untuk menikah, namun tetap saja harus terus menerus disertai kesanggupan untuk beradatasi dan berdialog antara suami dan istri di sepanjang perjalanan kehidupan berumah tangga. Karena hidup berumah tangga adalah sebentuk laboratorium "bernyawa" yang sangat dinamis, amat sangat banyak hal yang harus terus menerus dihadapi dan diantisipasi.

Di antara sekian banyak hal dinamika tersebut, terdapat bagian-bagian yang cukup sensitif dan krusial, yang memerlukan pensikapan secara lebih bijak dan lebih dewasa.

Ada beberapa hal yang sensitif dan krusial dalam kehidupan pernikahan, yang sangat penting untuk dibicarakan secara terbuka. Dari hati ke hati. Jangan emosi, karena tujuannya adalah mendapatkan kenyamanan solusi.

Walaupun saat ta'aruf menjelang nikah Anda berdua sudah pernah membicarakan dan membuat kesepakatan, namun setelah menikah anda tetap harus membicarakannya lagi. Bicarakan baik-baik dengan pasangan beberapa poin sensitif dan krusial berikut ini.

Pertama, terkait kerja dan pekerjaan

Bekerja dimana, sebagai apa, ataukah mengembangkan wirausaha, merupakan hal penting dan sensitif dalam kehidupan pernikahan.

Oleh karena itu, sebelum menikah sudah perlu mendialogkan rencana-rencana ke depan terkait masalah kerja dan pekerjaan.

Tema kerja itu bukan saja menyangkut penghasilan dan penghidupan keluarga, namun juga terkait dengan cita-cita, pengabdian profesi, orientasi hidup, bahkan dalam batas tertentu: gengsi dan kehormatan. Untuk itu perlu didiskusikan baik-baik bersama pasangan, baik sebelum menikah maupun setelah menikah.

Beberapa pertanyaan berikut ini bisa menjadi bahan diskusi. Apakah Anda berdua akan bekerja semua? Atau suami saja yang bekerja? Jika istri bekerja, dimana dan bagaimana? Jika istri tidak bekerja, bagaimana dengan pemenuhan kebutuhan pribadinya? Jika suami belum bekerja, apa yang harus dilakukan? Jika akan memulai usaha mandiri, bagaimana langkahnya? Bolehkah istri membuat dan mengelola usaha mandiri? Bagaimana teknis dan kesepakatannya?

Kedua, terkait pemenuhan kebutuhan finansial keluarga

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline