Kesibukan seorang Gubernur sudah pasti teramat sangat sibuk. Apalagi untuk wilayah yang sangat luas dan penduduk terbesar di Indonesia, yaitu provinsi Jawa Barat. Namun dalam segudang kesibukan 24 jam sehari semalam itu, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, masih menyempatkan untuk menerima silaturahim Syawalan saya serombongan ---duapuluh orang--- yang bukan warga Jawa Barat, untuk belajar dan menimba ilmu dari beliau.
Selasa 11 Juli 2017 tepat jam 06.30 saya dan teman-teman diterima beliau di Gedung Pakuan, Bandung. Turun dari kereta api Turangga di stasiun Bandung Kota, kami langsung menuju Gedung Pakuan. Tidak sempat mandi dan berganti pakaian terlebih dahulu karena khawatir terlambat tiba di Pakuan. Alhamdulillah, masuk pintu gerbang Gedung Pakuan tepat pukul 06.00 wib, masih ada waktu untuk berfoto di depan Gedung nan megah ini.
Gedung Pakuan adalah bangunan bersejarah yang dibangun Belanda pada tahun 1864 ini, sekarang adalah Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat. Sebuah gedung yang sangat indah dan tertata rapi, dengan arsitek model Eropa yang sangat menarik, dan taman bunga di bagian depan yang menambah keelokan Pakuan. Sangat senang dan bangga bisa diterima gubernur di rumah dinasnya.
Kang Aher ---sapaan akrab Ahmad Heryawan--- menerima kami dengan sangat ramah dan protokoler yang tidak kaku. Bahkan satpam dan para staf beliau pun berlaku sangat ramah terhadap saya dan teman-teman ---tamu wong ndeso ini. Tanpa harus menunggu lama di ruang tamu, Aher menemui kami tepat jam 06.30 seperti waktu yang telah disampaikan pihak protokoler kepada kami. Penampilan yang ramah dan bersahaja, menjadi tampilan Gubernur Jawa Barat ---yang juga ustadz lulusan LIPIA Jakarta, sejak awal hingga akhir pertemuan kami. Sangat banyak hal dan hikmah beliau ceritakan dengan lugas tanpa bersikap jaim.
Saya diminta untuk duduk dikursi dekat beliau. Serasa tidak percaya, karena kursi yang saya duduki itu biasanya untuk tamu-tamu pejabat yang terhormat. Pak Ahmad Hasan, seorang teman yang ikut dalam pertemuan pagi itu, berseloroh, "Apa posisi duduk Pak Cah tidak terbalik dengan Pak Gubernur?" Kang Aher menjawab dengan menceritakan salah seorang tamu beliau dari Papua. Sang tamu merasa sangat kaget dan bahkan seperti tidak percaya, saat diminta duduk di kursi dekat dengan Kang Aher. Dia merasa surprise, tamu jauh dari Papua, namun dihormati sedemikian rupa oleh Gubernur Jawa Barat.
Pribadi yang Humble
Aher adalah sosok pemimpin yang bersahaja dan rendah hati. Tidak menampilkan diri sebagai seorang pemimpin yang menjaga jarak dengan rakyat. Sejak awal menerima kami, langsung mengajak kami mengobrol dengan berbagai macam tema. Bahkan yang membuat kami sangat terkejut adalah, ketika mengetahui Kang Aher ikut sibuk menyiapkan teknis perlengkapan sarapan di ruang makan. Kami mengira semua disiapkan oleh para staf rumah dinas, ternyata Kang Aher ikut menyiapkan sarapan kami.
Kang Aher melakukan sendiri beberapa hal untuk kami; sejak menggiling biji kopi dengan grinder, kemudian menyeduhkan kopi Jawa Barat untuk kami. Teman-teman merasa sangat terhormat karena 'dibuatkan kopi' oleh seorang Gubernur. Mungkin peristiwa ini tidak akan terulang lagi, bahwa rakyat jelata diseduhkan kopidari tangan seorang gubernur.
Bahkan ustadz Khairan, seorang teman yang ikut rombongan silaturahim, menyatakan dengan sangat bangga, bahwa dirinya merasa sangat terhormat karena saat bertanya toilet, ternyata langsung diantar oleh Kang Aher. Subhanallah. "Saya diantar ke toilet oleh Gubernur", ujar ustadz Khairan dengan takjub. Seperti tidak percaya menyaksikan betapa 'humble' Gubernur yang satu ini.
Saat saya meminta izin untuk mempersilakan semua anggota rombongan duduk dikursi "terhormat" yang saya duduki agar bisa berfoto dengan Aher, beliau dengan mudah dan ramah mempersilakan. Sebuah kehormatan bagi semua anggota rombongan tanpa terkecuali, termasuk driver, ikut duduk di kursi dekat Gubernur dan berfoto berdua dengan beliau. Ini kesempatan yang sangat menggembirakan bagi wong ndeso seperti saya dan teman-teman.
Berwawasan Luas