Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Hasil Puasa adalah Kebahagiaan Keluarga

Diperbarui: 1 Juli 2016   18:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: www.soniazone.wordpress.com

Tidak terasa bulan Ramadhan sudah menjelang berakhir. Tinggal beberapa hari yang tersisa, masih ada kesempatan bagi kita untuk mengoptimalkannya. Sebagaimana kita ketahui, perintah berpuasa Ramadhan adalah untuk membuat kita menjadi hamba yang bertaqwa, sebagaimana firman Allah:

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (QS. Al Baqarah : 183).

Keseluruhan rangkaian ibadah di bulan Ramadhan, sejak dari makan sahur, berpuasa, berbuka puasa, shalat tarawih, tilawah Al Qur’an, i’tikaf dan berbagai ibadah lainnya, adalah bagian yang utuh untuk membuat kualitas taqwa dalam diri kita. Dalam konteks kehidupan keluarga, ini adalah sekaligus bagian yang sangat penting dalam menguatkan keutuhan, keharmonisan dan kebahagiaan rumah tangga.

Keluarga Taqwa

Keluarga yang dibangun di atas landasan taqwa, memiliki kehidupan yang terhormat dan bermartabat. Taqwa adalah sebaik-baik pondasi dalam kehidupan, yang akan sanggup menghantarkan manusia kepada kebahagiaan di dunia hingga di akhirat. Kebahagiaan yang hakiki, yang bukan semata-mata kebahagiaan sementara atau berpura-pura bahagia. Taqwa adalah sikap jiwa yang takut, tunduk dan taat kepada Allah, ditunjukkan dengan melaksanakan perintah dan meninggalkan laranganNya.

Di bulan Ramadhan, semua anggota keluarga bangun untuk melaksanakan sahur, dirangkai dengan shalat Subuh berjama’ah ke masjid. Usai shalat Subuh, diteruskan dengan doa dan dzikir, serta tilawah Al Qur’an. Siang hari tetap berkegiatan sebagaimana hari-hari yang lainnya, bekerja, mencari penghidupan, menunaikan amanah profesi, dan lain sebagainya. Namun di bulan Ramadhan ditambah dengan memperbanyak tilawah, dzikir, doa, istighfar, infak, shodakoh, maupun amal kebaikan lainnya.

Malam harinya dilanjut dengan buka puasa, shalat Maghrib, shalat Isya serta rangkaian ibadah malam lainnya seperti shalat Tarawih. Di malam hari ---terutama sepuluh hari yang terakhir--- dianjurkan untuk lebih memperbanyak ibadah, karena ada keutamaan lailatul qadar di dalamnya. Maka banyak keluarga muslim melaksanakan i’tikaf di masjid pada hari-hari terakhir di bulan Ramadhan. Ini adalah puncak peribadahan sepanjang Ramadhan, dengan bonus kehadiran lailatul qadar.

Harapannya, seluruh rangkaian ibadah di bulan Ramadhan akan menghantarkan semua anggota keluarga menjadi hamba-hamba Allah yang bertaqwa. Jika kualitas taqwa ini didapatkan, maka akan semakin meningkat kualitas taqwa dalam diri setiap hamba yang telah melewati banyak Ramadhan dalam kehidupannya. Semakin meningkat kualitas taqwanya, semakin meningkat pula taraf kebahagiaan dan keharmonisan hidup dalam rumah tangga.

Perhatikan berbagai janji Allah bagi orang-orang yang bartaqwa, yang dimuat di dalam Al Qur’an. Di antara janji Allah untuk orang yang bertaqwa adalah diberikan jalan keluar serta kemudahan atas segala persoalan dan urusannya. Bahkan dijanjikan oleh Allah untk mendapatkan rejeki (rizqi) dari arah yang tidak disangka-sangka. Firman Allah :

Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rizqi dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”

Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya”.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline