Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Eling (Selingkuhan) Lan Waspodo (Ojo Nganti Konangan)?

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1429069503406572167

[caption id="attachment_410154" align="aligncenter" width="276" caption="ilustrasi : www.huffingtonpost.com"][/caption]

Ronggowarsito (1802-1873), seorang pujangga dari lingkungan Kraton Surakarta menuangkan kegelisahan hatinya dalam kitab Serat Kalatida. Syair “jaman edan” dibuat sedemikian apik, dengan ungkapan yang indah namun sekaligus tegas. Konon, syair jaman edan ini merupakan kritik Ronggowarsito atas kondisi seputar kekuasaan Pakubuwono IX raja Kasunanan Surakarta yang memerintah tahun 1861-1893.

Kendati sudah sangat tua, namun syair ini tetap berkumandang sampai sekarang. Perhatikan syair yang merupakan "pitutur luhur" (nasihat utama) berikut ini.

amenangi jaman edan,

ewuhaya ing pambudi,

melu ngedan nora tahan,

yen tan melu anglakoni,

boya keduman melik,

kaliren wekasanipun,

ndilalah kersa Allah,

begja-begjaning kang lali,

luwih begja kang eling klawan waspada

Jika diterjemahkan dengan bebas, maknanya kurang lebih seperti ini :

Menyaksikan zaman edan / membuat serba salah dalam bertindak / mau ikut bersikap gila, kita tidak akan tahan / kalau tidak ikut melakukan / tidak akan mendapat bagian / sehingga sengsara pada akhirnya / namun telah menjadi kehendak Allah / sebahagia-bahagianya orang yang lalai / lebih bahagia orang yang ingat dan waspada.

Makna Eling dan Waspada

Eling, dalam bahasa Jawa, memiliki pengertian yang lebih dalam dibanding dengan kata “ingat”. Eling itu kesadaran ruhaniyah, untuk selalu membawa pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang hakikat kehidupan dan kebenaran. Eling bahwa manusia itu diciptakan oleh Allah dan akan dikembalikan kepada Allah. Eling bahwa manusia itu semua akan mati dan mempertanggungjwabkan perbuatan masing-masing. Eling bahwa manusia itu hanyalah makhluk lemah yang tidak layak menyandang kesombongan.

Waspada (waspodo) memiliki makna terjaga dan tidak lalai. Manusia yang memiliki sifat eling, harus diikuti dengan waspada. Dalam kehidupan, kita bisa menghadapi berbagai bentuk tantangan, ancaman, hambatan baik yang datang dari jauh maupun dari dekat, dari luar maupun dari dalam. Jika manusia selalu waspada, akan bisa terhindar dari berbagai ancaman tersebut, dan mampu eksis di tengah terpaan badai jaman edan.

Mungkin semua orang melakukan kegilaan, agar mendapat bagian. Mungkin selera zaman menghendaki manusia untuk mengikuti kerusakan sesuai fase perkembangannya. Konsisten dengan kebenaran menjadi sangat berat dirasakan, karena menjadi terasing dari gemerlap peradaban. Manusia dipaksa menjadi paranoid, karena diambang kegalauan. Harus memilih yang tidak sesuai dengan hati nurani.

Kendati zaman dipenuhi dengan aroma kegilaan, namun pesan Serat Kalatidha sangat jelas. Jangan ikuti kegilaan zaman. Walau mereka tampak seperti orang yang menang dan bahagia, namun mereka pada hakikatnya adalah orang yang lalai dan kalah. Mereka dikalahkan oleh zaman. Maka yang menang adalah mereka yang eling dan waspada.

Pertarungan ide dan gaya hidup terus mengemuka. Hendaknya kita selalu eling dan waspada. Agar tidak tergilas kegilaan zaman.

Aplikasi dalam Kehidupan Keluarga

Pitutur luhur dari Ronggowarsito tersebut relevan digunakan dalam berbagai bidang kehidupan. Saya hanya akan membawa pitutur luhur tersebut dalam menjaga keutuhan keluarga. Penting untuk kita 'luruskan' makna yang benar dalam memahami pitutur tersebut, karena kadang kita jumpai pitutur tersebut diplesetkan menjadi 'pitutur ngawur'. Anda mungkin pernah mendapatkan kiriman gambar melalui BBM atau WhatsApp, gambar dua lelaki tua mengenakan busana Jawa yang membelakangi kamera. Kemudian dituliskan dialog di antara mereka berdua yang memplesetkan pitutur luhur tersebut.

Tampak dalam dialog tersebut, salah seorang berkata, "Menurut Ronggowarsito, wong lanang iku kudu eling lan waspodo". Disambung oleh yang satunya, "Eling karo simpenane, waspodo karo bojone". Saya tahu ini hanya gurauan atau candaan belaka, namun bagi orang yang belum mengetahui makna yang benar dari kata eling lan waspodo, plesetan itu bisa membuat pemahaman menjadi salah. Seakan-akan Ronggowarsito mengajarkan 'pitutur ngawur'. Padahal makna yang terkandung dalam pitutur tersebut sangatlah mulia. Tidak mungkin Ronggowarsito mengajarkan perselingkuhan.

Mari kita cermati realitas hidup berumah tangga di zaman sekarang ini. Sangat banyak kita jumpai ajakan untuk melakukan tindakan yang rusak dan menyimpang, bahkan dilakukan secara terbuka melalui situs selingkuh dan yang semacamnya. Banyak orang terjebak dalam perselingkuhan, mengabaikan tanggung jawab terhadap keluarga, mengkhianati pasangan dan tega melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Yang sangat mencengangkan, perselingkuhan telah menjadi wabah yang paling cepat penyebarannya.

Selingkuh telah menyebabkan hancurnya kehidupan berumah tangga. Selera zaman yang mempengaruhi gaya hidup masyarakat, telah memudahkan terjadinya perselingkuhan. Teknologi komunikasi dan informasi membuat sedemikian mudah manusia saling terhubung satu dengan yang lain. Akhirnya memudahkan pula terjadinya perselingkuhan. Suami atau istri berselingkuh, sehingga menyebabkan sakit hati pasangan, maka terjadilah perceraian.

Dengan sangat mudah kita mendapatkan rangkaian berita di media tentang perceraian yang disebabkan oleh karena perselingkuhan. Sebagai sampel, saya cuplikkan tujuh berita berikut ini.

[caption id="attachment_410155" align="aligncenter" width="256" caption="ilustrasi : www.onislam.net"]

14290696031290573987

[/caption]

Berita Pertama

Sangatta - Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sangatta Utara Syarifuddin Nur, mengungkapkan 90 persen istri yang menggugat cerai karena suami selingkuh. Menurut Syarifuddin Nur, dari 90 persen gugatan cerai yang diajukan itu karena kasus perselingkuhan, disusul Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan kemudian ketiga masalah ekonomi.Ditanya penyebab tingginya angka kasus gugatan cerai ini, dia mengatakan, salah satu penyebabnya dari tingginya kasus selingkuh dan gugatan cerai pasangan suami istri ini karena penggunaan handhpone/telepon seluler dan perkembangan kota Sangatta.

Berita Kedua

Tribunnews.com, Makassar -- Inilah tren baru usia pernikahan di Kota Makassar. Pihak istri kini lebih berani menggugat (cerai) suaminya, dibanding dekade sebelumnya.Hampir 75 % perkara pernikahan yang disidang dan diputus mahkamah, berasal dari keinginan istri. "Sebanyak 90% perkara  cerai (di PA) karena selingkuh," kata Humas Pengadilan Agama Kota Makassar, Anas Malik MH, kepada Tribun, Kamis (6/11/2014) siang.

Berita Ketiga

SuryaMalang.com, Gresik -- Jumlah janda di Kabupaten Gresik, Jawa Timur mencapai 33.777 orang pada 2014. Tingginya jumlah janda di Gresik, lantaran cerai karena perselingkuhan antara suami dengan perempuan lain atau istri kepincut dengan laki-laki yang lebih mapan.

Berita Keempat

SuryaOnline, Malang – Sebanyak 26  PNS di lingkungan Pemkot Malang resmi mengajukan cerai. Data ini terhimpun selama 2014. Mereka memilih mengajukan cerai karena tak lagi ada kecocokan dalam rumah tangga. Di antara pemicunya adalah karena selingkuh.

Berita Kelima

Samarinda - Kasus perselingkuhan dan akhirnya berbuah kepada kehancuran rumah tangga tetap mendominasi kasus-kasus perceraian di Kota Samarinda. Data Pengadilan Agama (PA) Kelas I Samarinda tahun2012 menyebutkan, sebanyak 885 laporan cerai gugat atau yang diajukan pihak istri ke PA. Hampir keseluruhan ajuan cerai gugat dimaksud, sang istri melaporkan karena adanya pihak ketiga atau sang suami yang selingkuh.

Berita Keenam

Tribunnews.com, Lamongan -– Angka perceraian PNS di Lamongan cukup tinggi. Bahkan dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Ada berbagai penyebab yang mendorong para PNS itu harus bercerai, diantaranya lantaran selingkuh dan gaji tinggi yang peningkatan cukup signifikan pada kalangan guru. “Yang dominan PNS terpaksa mengajukan cerai itu lantaran faktor perselingkuhan. Jadi banyak yang selingkuh lalu mengajukan cerai,” kata Agus.

Berita Ketujuh

Pamekasan -- Di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, banyak hubungan suami istri berakhir di pengadilan agama (PA). Dalam tiga bulan terakhir di tahun 2015 ini, mayoritas kasus gugatan cerai di Pengadilan Agama Pamekasan karena timbulnya ketidakharmonisan yang disebabkan pasangan selingkuh. “Terbanyak yang menggugat cerai itu dari kaum ibu karena suami selingkuh”, demikian diterangkan Zainall Arifin, Panitera Muda Humum Pengadilan Agama Pamekasan. Menurutnya, banyak Pasutri selingkuh dan ketahuan pasangannya lewat SMS, Balackberry Massangger, WhatsApp maupun saat ‘kencan’ by phone.

[caption id="attachment_410156" align="aligncenter" width="274" caption="ilustrasi : www.pinterest.com"]

1429070039662180617

[/caption]

Eling Karo Bojomu, Waspada Aja Nganti Selingkuh

Ajaran Ronggowarsito tersebut mengandung semangat yang sangat positif. Eling, dimaknai sebagai selalu ingat akan kebenaran dan kebaikan. Maka dalam kehidupan berumah tangga, eling harus dimaknai sebagai selalu ingat akan rambu-rambu kebenaran dan kebaikan dalam menjalani hidup berumah tangga. Ingat bahwa anda sudah memiliki pasangan yang sah atas nama negara dan agama. Ingat anda sudah memiliki suami atau istri. Ingat anda sudah memiliki anak-anak. Ingat pernikahan adalah akad atas nama Allah yang dicatat dalam lembar dokumen negara.

Ingat bahwa sebagai suami dan istri harus menjalankan peran, kewajiban dan tanggung jawabnya. Ingat bahwa sebagai suami dan istri harus selalu berusaha merawat cinta dan kasih sayang. Ingat bahwa sebagai suami dan istri mereka harus saling percaya, saling menjaga dan saling setia. Ingat bahwa sebagai suami dan istri mereka harus saling menguatkan untuk menetapi tuntunan agama dan menjalankan berbagai kewajibannya.

Sedangkan waspada (waspodo) adalah ajaran agar selalu mewaspadai adanya godaan, ancaman, tantangan, gangguan, hambatan dalam menjalani hidup berumah tangga. Pasangan suami dan istri harus selalu waspada, agar tidak tergoda oleh ajakan untuk melakukan perselingkuhan. Jangan sampai terpeleset dan terperosok dalam perbuatan yang tercela, yang akan membawa petaka dalam kehidupan berumah tangga. Waspada akan banyaknya godaan, bahwa ada banyak wanita idaman lain dan pria idaman lain yang bisa merusak kebahagiaan keluarga. Waspada untuk selalu membentengi diri dan keluarga dari berbagai pengaruh negatif akibat kemajuan zaman.

Jadi, jangan dibalik-balik ya.... Elingo karo bojomu, waspodo ojo nganti siro kepencut wanito liyo. Elingo karo lanangmu, waspodo ojo nganti siro kepencut priyo liyo. Begitu harusnya kita memahami pitutur eling lan waspada.

Bahan Bacaan :

http://www.tribunnews.com/regional/2014/11/07/selingkuh-pemicu-90-perceraian-di-makassar

http://theglobejournal.com/hukum/kasus-cerai-di-pa-kebanyakan-karena-selingkuh/index.php

http://suryamalang.tribunnews.com/2015/01/01/sssssst-26-pns-kota-malang-cerai-karena-selingkuh

http://sinarharapan.co/news/read/140919024/selingkuh-dominasi-gugatan-cerai-istri-span-span-

http://suryamalang.tribunnews.com/2015/03/15/janda-di-gresik-capai-33-ribu-cerai-karena-selingkuh

http://www.tribunnews.com/regional/2015/02/12/pns-di-lamongan-banyak-bercerai-karena-selingkuh-dan-gajinya-tinggi

http://www.maduraexpose.com/berawal-dari-samartphone-ratusan-istri-di-pamekasan-gugat-cerai/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline