Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Cincin Cerai dan Pesta Perceraian yang Meriah

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1390984117261110984

[caption id="attachment_319043" align="aligncenter" width="600" caption="ilustrasi : www.controversialdivorcering.wordpress.com"][/caption]

Kita sudah sering menjumpai pesta pernikahan yang meriah dan bernilai milyaran rupiah. Pesta pernikahan yang sangat mewah dihadiri banyak tamu dari berbagai negara sebelah. Data di tanah air menunjukkan, dari dua juta pernikahan setiap tahunnya, terdapat lebih dari duaratus ribu orang bercerai di tahun yang sama. Bahkan di tahun 2013, angka perceraian di Indonesia mencapai 228.000 kejadian dan menjadi angka tertinggi se Asia Pasifik. Jumlah yang fantastik.

Saat pernikahan, digelar pesta yang meriah. Namun adakah pesta perceraian yang meriah? Tampaknya hal ini  jarang terjadi, namun ternyata justru sekarang semakin sering terjadi. Di negeri dongeng, pesta perceraian dikisahkan sebagai pengantar tidur. Hanya dongeng saja, seperti kisah berikut ini.

Pesta Perceraian di Negeri Dongeng

Konon, zaman dahulu kala, di sebuah kota tua hiduplah sepasang suami istri yang kaya raya. Sekilas orang memandang, mereka adalah pasangan yang sangat harmonis dan bahagia. Para tetangga mengetahui kegigihan usaha mereka dalam meraih kehidupan mapan seperti yang mereka miliki saat ini. Sayang, pasangan itu belum lengkap kebahagiaannya. Sepuluh tahun usia pernikahan mereka, namun belum dikaruniai anak.

Karena alasan belum memiliki anak itu, walaupun masih saling mencinta, suami berkeinginan menceraikan istri, dan ingin mencari istri lain yang bisa memberikan keturunan sebagai penerus sejarahnya. Setelah melalui perdebatan sengit, dengan sedih dan duka yang mendalam, si istri akhirnya menyerah pada keputusan suami untuk tetap bercerai.

Dengan perasaan sedih, pasangan suami istri itu menyampaikan rencana perceraian kepada orang tua mereka. Tentu saja orang tua mereka sangat menentang dan tidak setuju dengan rencana perceraian itu. Namun keputusan bulat sudah diambil suami dan tidak bisa diubah lagi. Setelah berbincang-bincang cukup lama dan alot, kedua orang tua pasangan itu dengan berat hati menyetujui perceraian mereka. Tetapi, orang tua mengajukan syarat, agar perceraian pasangan suami istri itu diselenggarakan dalam sebuah sebuah pesta yang sama meriahnya seperti pesta saat mereka menikah dulu.

Karena tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya, maka persyaratan mengadakan pesta perceraian itu pun disetujui. Beberapa hari kemudian, pesta diselenggarakan dengan meriah. Sama meriahnya dengan pesta pernikahan mereka sepuluh tahun lalu. Sungguh, itu merupakan pesta yang tidak membahagiakan bagi siapa saja yang hadir. Si suami tampak tertekan dan stress. Sementara sang istri tampak terus melamun dan sesekali mengusap air mata di pipinya. Tentu mereka sangat malu di hadapan para tamu.

Suasana pesta perceraian bertambah sedih dan memilukan dengan turunnya hujan dari langit. Air seperti tertumpahkan, hujan deras disertai petir yang menyambar dan angin bertiup kencang. Namun para tamu tampak tetap duduk tenang dan tidak bergeming, karena ingin menyaksikan prosesi perceraian yang menyedihkan dari keluarga yang sangat terpandang tersebut.

Dalam situasi yang tidak kondusif seperti itu, sang suami segera menyampaikan kata-kata perpisahan di depan para tamu yang datang, sebelum secara resmi ia menyatakan kalimat perceraian di depan petugas pemerintah. “Istriku, saat kita berpisah nanti, bawalah apapun yang paling kamu sukai dari rumah ini. Bawalah pergi sebagai bekal kehidupanmu nanti.“

Tiba-tiba petir menyambar. Sebuah pohon tumbang mengenai atap panggung tempat suami sedang berdiri mengucapkan kata perpisahan. Tak ayal lagi atap pun runtuh mengenai kepala suami hingga ia pingsan tak sadarkan diri.

Saat suami terbangun dari pingsan, ia kaget dan terheran-heran. Ia merasa asing dan tidak mengenali keadaan sekelilingnya. Di ruang asing itu ia tidak melihat siapapun, kecuali seseorang yang sudah menemaninya bertahun-tahun.  Istri yang ia cintai, yang akan ia ceraikan, duduk setia menungguinya.

“Sedang berada dimanakah aku? Apa yang terjadi pada diriku?” tanya suami dengan penuh keheranan.

Si istri menatap penuh cinta pada suaminya. Dengan mata berkaca-kaca ia menjawab, “Suamiku, ini di rumah orang tuaku. Tadi pagi saat di acara pesta engkau bilang di depan semua tamu, bahwa aku boleh membawa apa saja yang aku sukai. Di dunia ini tidak ada sesuatu yang lebih berharga dan lebih aku cintai dengan sepenuh hati selain dirimu. Karena itulah engkau sekarang kubawa serta ke rumah orang tuaku.”

Dengan perasaan terharu suami segera bangun dan memeluk istrinya, “Maafkan aku Istriku, aku sungguh bodoh dan tidak menyadari betapa dalam cintamu padaku. Walaupun aku telah menyakitimu, dan berniat menceraikanmu, tetapi engkau masih tetap membawa diriku bersamamu...“

Pesta Perceraian di Zaman Cyber

Ternyata kisah pesta perceraian di negeri dongeng berbeda dengan yang terjadi di negeri cyber. Di negeri dongeng, suami dan istri itu tidak jadi bercerai setelah melaksanakan pesta perceraian. Karena sesungguhnya mereka masih saling mencinta. Namun  di negeri cyber, pesta dilakukan untuk menandai dan mengabsahkan perceraian.

Pesta perceraian pernah dilakukan oleh beberapa kalangan, seperti yang dilakukan oleh  rocker Jack White dan istrinya, Karen Elson di tahun 2011. Konon, Katy Perry juga mengadakan pesta perceraian dengan suaminya, Russell Brand di tahun 2012. Seorang wanita China, Yuan Li, dikabarkan telah menggelar sebuah pesta untuk merayakan pernikahannya selama 27 tahun yang kandas. Pesta perceraian ini digelar di sebuah hotel di Taiyuan, Provinsi Shanxi pada 2013 lalu.

Diberitakan pula seorang perempuan asal Arab Saudi rela mengeluarkan uang USD 2.665 atau sekitar Rp. 23 Juta untuk menyewa sebuah aula demi mengadakan pesta  perceraiannya. Ia juga mengundang ratusan kerabat dan teman-temannya untuk ikut merayakan pesta perceraian di tahun 2012 tersebut.

Pesta perceraian dilakukan oleh perempuan itu karena suaminya berselingkuh dengan banyak perempuan selama 20 tahun sepanjang usia pernikahan mereka. Awalnya sang suami menolak menceraikan, namun berkat kegigihan sang istri, suami menyetujui perceraian itu.

Ratusan perempuan menghadiri pesta perceraian yang meriah itu. Para tamu yang hadir pun menikmati dengan alunan musik dan berbagai makanan. Perempuan itu sengaja ingin berbagi kebahagiannya dengan perempuan lain, sampai menghadirkan group band perempuan untuk menghibur para tamu.

Cincin Cerai

Rupanya pesta perceraian bukanlah terjadi di negeri dongeng saja. Lee Amor, Direktur Whirl Productions, yang kerap membantu pelaksanaan pesta perceraian mengatakan pesta perceraian semakin populer di Selandia Baru. Setelah North Island, trend pesta penghilang sedih akibat perceraian ini mulai menjalar ke kawasan North Island.

Sementara di Jepang, pesta perceraian yang populer disebut 'Goshugi' marak digelar para pasangan yang berniat cerai. Dalam balutan busana formal, mereka melakukan upacara penghancuran cincin pernikahan disaksikan seorang pemimpin pesta perceraian.

Bahkan, perusahaan perhiasan asal New York, Spritzer and Furman, telah menciptakan cincin cerai. Cincin ini terbuat dari emas 18 karat berhias empat butir berlian. Harganya US$ 3.200 atau sekitar Rp 27 juta. Desain cincin ini sengaja menempatkan bentuk hati yang terbelah dua. Celah di antara belahan itu tersemat berlian yang terangkai membangun segitiga pipih. Hal ini dianggap sebagai penguat simbol perceraian.

Menciptakan Budaya Cerai?

Tentu saja perceraian tidak pernah dikehendaki dalam sebuah pernikahan. Yang harus dilakukan adalah menguatkan kebersamaan dan keharmonisan keluarga, bukan menguatkan budaya keterasingan dan permusuhan yang berujung pada perceraian. Jika perceraian disimbolkan dalam pesta meriah diiringi grup band dan disertai berbagai hidangan maupun aneka hiburan, terkesan tidak ada unsur penyesalan dan kesedihan di dalamnya.

Bisa jadi orang tidak mengambil pelajaran apapun dari setiap kasus perceraian, karena dianggap hal yang lumrah dan wajar saja. Bisa jadi orang menganggap keputusan bercerai itu bisa dengan mudah diproposalkan, hanya karena ada sedikit masalah dan ketidakcocokan antara suami dan istri. Di Indonesia pernah terjadi pernikahan pejabat yang hanya bertahan 13 jam saja. Pagi hari akad nikah, malam sudah bercerai. Sebegitu mudah mengambil keputusan menikah dan sebegitu mudah pula mengambil keputusan bercerai.

Bisa jadi perceraian hanya akan dilandasi oleh suatu alasan : "karena pengen". Ketika ditanya mengapa menikah? Jawabnya, karena pengen menikah. Lalu mengapa bercerai? Jawabnya, karena pengen bercerai. Berumah tangga dan berkeluarga seperti tidak punya motivasi apa-apa kecuali sekedar pengen. Sekedar ingin saja. Tanpa landasan motivasi dan visi yang kuat.

Padahal semua agama mengajarkan, kehidupan berumah tangga adalah ibadah. Pernikahan adalah bagian utuh dari upaya membentuk peradaban kemanusiaan yang mulai dan bermartabat. Bukan semata-mata karena pengen. Maka agama memberi aturan mengenai proses pernikahan dan memberi kemudahan dalam menjalankannya, namun memberi aturan mengenai proses perniakahn yang menyuilitkan untuk mewujudkannya.

Perceraian itu Dibenci Tuhan

Menurut kamus agama, perceraian adalah perbuatan halal namun dibenci Tuhan. Hal ini menandakan, sesungguhnya cerai itu tidak dikendaki untuk terjadi. Kalaupun terjadi, harus dalam sitausi yang sangat terpaksa karena sudah tidak ada jalan keluar lagi setelah semua cara mediasi ditempuh oleh suami dan istri. Kanjeng Nabi Saw telah bersabda, “Perkara halal yang paling dibenci Allah ialah perceraian” (HR. Abu Daud, 2178, Ibnu Majah, 2018 dan al-Hakim, 2:196 ).

Di antara aktivitas makhluk jahat seperti iblis dan setan adalah memisahkan suami dan istri. Imam Muslim telah meriwayatkan dari Jabir ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda :

“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air. Kemudian ia mengirimkan pasukannya. Yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Salah satu dari mereka datang kepadanya lalu berkata : Aku melakukan ini dan itu. Kamu tidak berbuat apa-apa, kata Iblis. Kemudian salah satu dari mereka datang dan berkata : ‘Aku tidak meninggalkan orang itu sampai aku berhasil memisahkannya dari istrinya.’ Lalu Iblis memberinya tempat di dekatnya dan berkata : ‘Kamu adalah setan terbaik.’ (HR. Muslim, 2813).

Karena perceraian merupakan perbuatan halal yang dibenci Tuhan, sudah selayaknya kita berusaha semaksimal mungkin untuk menghindarinya.  Kalaupun ada yang terpaksa melakukannya, semestinyalah dilakukan dalam konteks keterpaksaan, sehingga tidak memerlukan pesta dan perayaan.

Bacaan :

http://kisahmotivasihidup.blogspot.com/2013/11/kisah-sebuah-ketulusan-dalam-keluarga.html

http://international.okezone.com/read/2012/01/27/214/564874/perempuan-ini-habiskan-rp23-juta-untuk-pesta-perceraian/large




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline