Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Boneka Rajut dan Rahasia Pernikahan Bahagia

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1412339377128557079

[caption id="attachment_363744" align="aligncenter" width="300" caption="ilustrasi : www.lionbrand.com"][/caption]

Banyak orang marah dan menyalurkan secara sembarangan. Suami memarahi istri, atau istri memarahi suami, dan diekspresikan secara vulgar. Alih-alih menyelesaikan masalah, justru yang terjadi semakin memperparah masalah di antara mereka. Konflik menjadi semakin terbuka, dan suasana hati di antara mereka menjadi semakin terjauhkan satu sama lain.

Di sisi lain, terkadang ada kemarahan yang bisa diredam dan disalurkan dengan positif bahkan produktif. Suami atau istri yang tengah menghadapi kemarahan, mereka salurkan secara positif dan produktif dengan aktivitas nyata. Namun kadang situasi positif seperti ini menyebabkan suami atau istri tidak tahu bahwa pasangannya tengah marah dan menyalurkan dalam bentuk aktivitas positif.

Sebuah Rahasia Pernikahan

Anda pasti pernah mendengar kisah berikut ini. Alkisah hiduplah sepasang kakek dan nenek di sebuah pinggiran kota nan sejuk. Mereka hidup bahagia dalam ikatan pernikahan, hampir 60 tahun mereka menjalani kebersamaan sebagai suami dan istri. Secara umum mereka tampak happy saja sebagaimana banyak pasangan lainnya. Mereka berjanji saling mempercayai dan selalu saling menjaga pasangannya.

Sepanjang enam puluh tahun hidup bersama, tidak ada rahasia yang mereka sembunyikan, kecuali sebuah kotak yang disimpan oleh nenek di atas lemari tua, di dalam kamar tidur mereka. Ia selalu memperingatkan suaminya agar tidak menyentuh kotak itu sama sekali. Selama ini, suaminya tak pernah melanggar permintaan tersebut.

Hingga suatu hari, nenek yang sudah tua jatuh sakit dan harus dirawat di ruang intensif ICCU sebuah rumah sakit. Sang suami menyempatkan pulang ke rumah untuk mengambil kotak itu dan membawanya ke sisi sang istri. Khawatir bahwa masa kematian istrinya sudah hampir tiba. Istrinya pun setuju. Ia merasa ini memang sudah waktunya membuka kotak tersebut.

“Silakan dibuka, Kek,” ujar Nenek pelan.

Dengan gemetar Kakek membuka kotak tersebut. Tidak sabar ia ingin segera mengetahui isi kotak rahasia yang sudah disimpan berpuluh tahun lalu. Selama ini ia tidak pernah memegang kotak itu, apalagi sampai membukanya. Sekarang ia dipersilakan membuka kotak tersebut.

Ketika kotak dibuka, sang suami terkejut melihat isinya. Di dalam kotak terdapat sejumlah uang dalam jumlah yang banyak. Lembaran uang kertas tersebut diikat rapi dengan karet gelang. Ketika dihitung, jumlahnya mencapai US $ 95.000 atau sekitar Rp 950 juta. Di dalamnya juga ada dua boneka rajut.

"Dari mana ini semua, Nek?" tanya sang suami.

“Engkau mau mendengar ceritanya?” tanya istri.

“Ya, tentu. Aku sangat ingin mendengar ceritanya,” jawab suami. Ia sangat penasaran dengan isi kotak rahasia tersebut.

“Panjang sekali ceritanya,” sang istri mulai membuka cerita. "Sejak awal menikah denganmu, nenekku menceritakan rahasia pernikahan bahagia. Menurutnya, rahasia itu adalah agar aku tidak bertengkar denganmu, jadi aku harus mampu mengendalikan marah," ujarnya.

“Awalnya tidak mudah bagiku mengendalikan amarah,” lanjut sang istri. Ia menceritakan bagaimana usaha untuk mengendalikan marah setiap kali suaminya terasa menyebalkan atau menyakiti hatinya.

"Hingga akhirnya nenekku menasehati, kalau aku sudah mulai marah padamu, sebaiknya aku merajut boneka," lanjut sang istri.

Sang suami mendengar dengan seksama. Mendengar hal itu kini ia mulai mengerti, mengapa ada dua boneka rajut di dalam kotak itu. Ia juga merasa sangat terharu karena kesabaran sang istri. Hampir enam puluh tahun hidup bersama, istrinya hanya marah dua kali saja. Terbukti hanya ada dua boneka rajut di dalam kotak itu.

Namun ia masih penasaran dengan uang sebanyak itu."Lalu dari mana uang sebanyak ini, Nek? Apakah engkau menabung dari uang belanja kita?" tanya sang suami.

"Uang itu kudapatkan dari menjual boneka-boneka hasil jahitanku. Hasilnya selalu aku simpan di kotak itu," jawab istrinya pelan.

Menghitung Kemarahan Kita

Ternyata uang itu adalah hasil penjualan boneka-boneka yang dirajut saat sedang menyalurkan kemarahan kepada suaminya. Entah sudah berapa boneka yang dibuat dan berapa banyak amarah yang berhasil dipendam sang istri. Kini sang suami baru mengerti, betapa selama ini sangat banyak sikap dan perlakuannya menyakiti hati sang istri.

Sedemikian pandai sang istri menyalurkan kemarahan, sampai akhirnya suaminya tidak mengetahui bahwa sudah sangat banyak perbuatannya yang menyakiti hati sang istri. Tidak terhitung berapa banyak boneka rajut sudah berhasil dibuat dan dijual oleh sang istri selama ini.

Cobalah tanyakan kepada istri atau suami anda, sudah berapa banyak boneka rajut dibuatnya selama hidup dengan anda? Sudah berapa banyak perbuatan atau perkataan anda yang menyebabkan kemarahan pasangan anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline