Lihat ke Halaman Asli

Belajar Sepanjang Hayat

Diperbarui: 25 September 2024   08:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pernahkah membaca tulisan ini; Belajar Sepanjang Hayat. Bisa jadi sering dan kita akan menjadikannya nasehat yang biasa saja. Jika belajar adalah proses mempelajari ilmu pengetahuan di ruang kelas untuk  mencapai sertifikat atau level pendidikan tertentu maka bisa jadi hal tersebut akan membosankan bahkan menyebalkan bagi sebagian orang. Namun bagaimana jika belajar adalah proses kehidupan itu sendiri? Bahwa setiap hari kita bangun dan menjalani hari adalah proses belajar. Tentu proses belajar sejatinya telah dilakukan oleh semua orang dengan kadar yang berbeda-beda.

Pernahkah kita berfikir bahwa setiap kita membuka mata dan memulai aktifitas hari itu adalah pembelajaran bagi kita? belajar yang dapat diartikan sebagai upaya sadar dan terstruktur untuk merubah diri kita dari tidak tahu menjadi tahu, dari suatu kondisi tertentu menjadi kondisi berikutmya yang lebih baik. Belajar untuk menjadi diri kita yang lebih baik misalnya, atau belajar mengenai banyak hal yang kita fokuskan bagi pertumbuhan dan perkembangan kompetensi kita dalam hidup.

Seandainya kita menggunakan akal kita untuk berfikir, dan sesungguhnya dalam penciptaan kita sebagai manusia adalah dikaruniakannya akal yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya, maka belajar menurut hemat penulis adalah proses berfikir. Berfikir untuk memaknai proses kehidupan kita. Berfikir sederhana dengan teknik bertanya seperti ; apa yang ingin kita capai hari ini? bagaimana mencapai keinginan kita hari dengan cara lebih baik?.

Maka sebenarnya  dengan merangsang akal untuk berfikir dengan dua pertanyaan ini saja, kita telah menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat. Karena kita selalu terbiasa menggunakan akal kita untuk merefleksikan apa yang telah kita telah lakukan dan yang ingin kita capai lebih baik lagi di masa datang. Selanjutnya dengan berfikir kreatif, kita menemukan cara-cara baru atau bisa jadi sama namun konsisten setiap hari.

Dari tulisan belajar sepanjang hayat kita sesungguhnya menemukan jatidiri  manusia yang berakal. Yang diciptakan untuk memakmurkan bumi tempat hidup dan kehidupannya. Yang dengan akalnya ia dapat mengenal penciptaan dan Penciptanya. Yang menjadikannya manusia yang terus berfikir dan melakukan perbaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline