Lihat ke Halaman Asli

Cara Meminimalkan Kerugian dalam Berinvestasi

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Percayalah setiap investasi pasti mempunyai resiko, sekecil apapun resikonya. Resiko ini adalah salah satu aspek yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Sekali saja Anda lengah, Anda bisa saja mendapatkan kerugian yang cukup besar. Dalam berinvestasi, ada namanya portofolio. Portofolio ini adalah sekumpulan aset investasi yang dapat berupa obligasi, properti, emas, deposito, saham, dan instrumen investasi yang lainnya. Ada banyak aspek yang harus Anda perhatikan dalam meminimalkan kerugian dalam berinvestasi, termasuk portofolio investasi. Mau tau apa saja cara untuk meminimalisir resiko yang ada dalam berinvestasi? Yuk kita lihat saja ulasannya berikut ini.

Jenis resiko yang paling umum adalah turunnya nilai investasi Anda. Kebanyakan orang mungkin menganggap resiko ini tidak menimbulkan dampak yang besar. Namun tentu resiko kehilangan uang tetap ada. Tentunya ada beberapa perbedaan yang membedakan instrumen investasi yang satu dengan yang lainnya. Nah, yang harus Anda pikirkan adalah seberapa besar persentase penurunan nilai yang akan Anda tanggung ketika merugi. Berapapun potensi kerugian yang ada, ingatlah bahwa itu merupakan sesuatu yang lumrah dalam berinvestasi. Tidak ada orang yang pernah mendapatkan untuk terus-menerus.

Resiko susahnya produk investasi dijual juga merupakan resiko yang paling banyak ditemui. Sesuai dengan sifatnya, beberapa produk investasi ada yang memiliki liquiditas tinggi dan rendah. Contohnya saja investasi emas. Investasi emas adalah contoh investasi dengan liquiditas yang tinggi sehingga mudah untuk dijual kembali. Lalu bagaimana dengan investasi properti atau investasi barang koleksi yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dapat dijual kembali? Untuk itu, selalu pertimbangkan seberapa mudah produk investasi dapat dijual kembali sebelum memutuskan untuk berinvestasi.

Resiko lainnya adalah tidak seimbangnya return investasi dan kenaikan harga jasa dan barang sekarang ini. Bayangkan saja jika kenaikan harga barang dan jasa naik 15% dalam setahun, sedangkan hanya Anda mendapatkan return sebesar 10% pertahunnya dari investasi di deposito. Kemungkinan yang didapatkan dari ilustrasi tersebut bukannya karena kenaikan harga barang dan jasa yang terlalu tinggi, melainkan karena produk investasi yang Anda pilih tidak sesuai. Jangan pernah menutup diri dari informasi. Kalau Anda hanya mencari produk investasi yang konsevatif dan aman, bisa-bisa Anda malah mengalami kerugian yang besar karena hasil yang didapatkan tidak bisa mengungguli kenaikan harga barang dan jasa. Cari taulah instrumen-instrumen lainnya yang bisa mengimbangi gerak kenaikan harga tersebut.

Sebenarnya cara meminimalkan kerugian dalam berinvestasi yang paling mudah adalah dengan berinvestasi dalam berbagai instrumen investasi yang ada. Misalnya investasi yang satu merugi, maka Anda dapat menutupinya dengan keuntungan yang didapat dari investasi yang lain. Satu poin penting lainnya, jangan batasi diri Anda dengan instrumen investasi yang "aman" saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline