Lihat ke Halaman Asli

Penangkar Jalak Bali Klaten: Pentingnya Otak Kanan Dalam Menangkar Jalak Bali

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13939946691084646118

Sebagai penangkar jalak bali, saya sering mendapatkan pertanyaan dari calon penangkar jalak bali begini;

1.Bagaimana prospek penangkaran Jalak Bali ?

2.Mengingat harga jalak bali yang mahal, apakah jalak bali ada peminatnya ?

3.Pak apa ada jaminan bahwa penangkaran jalak bali saya bakal berhasil ?

4.Pak saya kan seorang karyawan, saya ingin menekuni wirausaha dengan menerjuni penangkaran jalak bali, tapi sebelumnya saya ingin mendapatkan kepastian berapa persen tingkat keberhasilan menangkarkan burung jalak bali ?

Terhadap pertanyaan-pertanyaan orang bertype otak kiri seperti ini saya membalasnya dengan pertanyaan retoris saja, mana ada persoalan dalam hidup ini yang bisa digaransi seratus persen mas ? Bukankah dalam hidup ini level kita hanya ‘aktor’ yang memainkan peran dari scenario yang dibuat oleh sang maha pembuat scenario dengan sebaik-baiknya. Sementara menentukan hasilnya ya . . .diluar tugas kita. Jika kita sudah berusaha performa dengan sebaik-baiknya maka tugas kita selesai. Untuk selebihnya kita hanya menata hati.

Baik sekarang saya akan mengajak anda untuk menjelajahi cara berfikirnya orang type otak kanan,agar otak kiri anda sedikit ke tengah. Karena type otak kananlah yang paling bersesuaian dengan dunia penangkaran jalak bali.

Tapi sebelumnya saya akan meminjam buah fikiran John Clements, seorang penulis kenamaan di sono di barat sono. Sebagaimana yang ia tulis dalam Personal Excellence edisi Juni 1999, ia menyebutkan bahwa kekayaan hidup paling berguna mencakup nobility (trah), creativity, aspirations, visions, and hope for the future.

Perhatikan hal terakhir dari buah pikiran John Clements di atas; harapan akan masa depan. Hidup tanpa harapan hanya akan menuntun anda ke ruang kehidupan yang sekedar menunggui matahari berjalan di garis edarnya. Esok pagi dia pasti muncul di timur, siang hari dia membakar kulit kita, terus nanti sore dia ngajir menuju peraduannya di barat sana. Serba pasti, iya toh ?

Coba rasakan apa enaknya menunggui matahari. Tidak ada ketidakpastian, tidak ada kejutan, tidak ada resiko. Semuanya berjalan rutin dalam ritme yang sudah pasti, lempeng tanpa kekhawatiran. Sukakah anda ?

Gede Prama pernah bertutur dalam salah satu artikelnya. Saya punya seorang rekan yang lahir dari keluarga berada. Materi, pekerjaan, rumah dan uang tersaji dihadapannya dengan melimpah. Namun ironisnya ketersediaan variable-variabel hidup tersebut yang telah menjadikan hidupnya tertata dan terkontrol tersebut, justru membuatnya tidak lagi memiliki harapan yang layak untuk diperjuangkan. Hambarlah hidupnya.

13939947101327242266



Bayangkan dalam usia yang sangat muda sudah menjadi direktur. Ketika masih suka berpenampilan ala ABG dia sudah mengendarai kendaraan berkelas eksekutif puncak. Semua merk barang mahal dan terkenal bisa ia beli, bahkan sampai butiknyapun bisa dia oper kepemilikannya.

Maka baginya, hidup adalah sebuah ritme yang amat rutin dan membosankan.

Berpangkal dari ritme hidupnya inilah, kemudian ia mencari resiko dan kejutan di sektor obat terlarang justru di hari tuanya. Istri melarikan diri. Anak-anak tidak ada yang mengurus. Dan kini sudah lebih dari empat tahun dia menjalani rehabilitasi dari ketergantungan obat terlarang yang dia tantang resikonya tersebut. Sekali lagi ini justru terjadi di hari tuanya. Betapa sengsaranya dia. Ini efek tahap pematangan diri yang tidak tertata.

Kembali ke soal penangkaran jalak bali. Bagaimana, apakah anda masih berharap bahwa penangkaran jalak bali adalah ladang yang memberikan kepastian seratus persen kepada anda untuk meraih kesuksesan ?

Kalau anda masih bertahan, berarti anda perlu banyak latihan untuk mendorong otak kiri anda ke arah kanan.

Namun sebaliknya jika anda sudah mulai memahami logika tulisan ini, rencana anda menangkarkan jalak bali silakan dilanjutkan, insya Allah tidak lama lagi anda akan menemui kesuksesan dalam menangkarkan jalak bali, sebab anda memang sudah layak mendapatkannya . . .

Catatan Penekan :

otak kiri adalah otak karyawan yang gajiannya sudah pasti; pasti kecil atau pasti gede
otak kanan adalah otak wirausahawan yang penghasilannya tidak pasti; tidak pasti kecil atau tidak pasti gede

otak tengah adalah otak karyawan yang nyambi wirausaha yang gajinya pasti dan tidak pasti; pasti kecil atau pasti besar dan tidak pasti kecil atau tidak pasti gede.

1393994752739106645



jadi kalau dibuat matriknya ada empat kuadran penghasilan orang otak tengah :

1. gaji kecil dan tidak pasti gede alias kecil

2. gaji kecil dan tidak pasti kecil alias gede

3. gaji gede dan tidak pasti gede alias kecil

4. gaji gede dan tidak pasti gede alias kecil

Anda pilih ya mana ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline