Lihat ke Halaman Asli

Antisipasi Inflasi “Liar” Jelang Ramadhan

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengantisipasi Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok (sumber: http://assets.kompas.com)

[caption id="" align="alignnone" width="620" caption="Mengantisipasi Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok (kompas.com)"][/caption]

Bulan Juni – Juli mendatang ini begitu banyak momen penting bagi rakyat Indonesia. Pada bulan tersebut memasuki tahun ajaran baru bagi para pelajar, kondisi perpolitikan yang semakin memanas menjelang Pilpres 9 Juli nanti, bulan Ramadhan bagi umat muslim hingga berujung Hari Raya Idul Fitri1435 H di akhir bulan Juli. Dengan beberapa momentum tersebut dapat diprediksi akan terjadi kenaikan harga barang – barang utamanya sembilan bahan pokok (sembako) di tingkatan masyarakat. Prediksi tersebut sebenarnya sudah terjadi sejak hari ini. untuk komoditas bahan pokok berupa ayam dan telur sudah ditetapkan oleh pemerintah. Penetapan ini untuk memproteksi peternak kecil sebelum terjadi lonjakan di bulan Ramadhan nanti. Harga ayam di pasaran saat ini mengalami kenaikan 8,25% menjadi Rp. 29.610,- per kilogram dari sebelumnya, dan harga telur mengalami kenaikan 6,59% menjadi Rp. 19.597,- per kilogramnya.

Seperti yang sudah terjadi, di setiap bulan Ramadhan sampai lebaran akan terjadi kenaikan bahan pokok di pasaran. Kebutuhan masyarakat di bulan itu akan kebutuhan sembilan bahan pokok memang cukup tinggi. Apalagi bulan Ramdhan dan lebaran kali ini dibarengi dengan tahun ajaran baru, pilpres 2014, kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan wacana isu kenaikan BBM (ketidakpastian ekonomi). Oleh karena itu pemerintah dan Bank Indonesia (BI) diharapkan untuk mengantisipasi dan mengontrol kenaikan harga – harga agar tidak terjadi inflasi yang bergerak liar.

Mengantisiapasi terjadinya inflasi yang bergerak liar di bulan Juni – Juli kedepan ini, sudah seharusnya pemerintah bergerak cepat untuk mengambil peran untuk mengatasinya, beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah adalah :

  • Menjaga distribusi barang

Barang kebutuhan pokok di bulan Juni – Juli ini menjadi rawan tidak terdistribusi dengan normal. Masalah – masalah penimbunan oleh agen/ distributor hingga infrastruktur yang belum rampung akan menjadi masalah tersendiri. Untuk itu pemerintah wajib mengkontrol sistem yang ada agar distribusi barang kebutuhan pokok benar – benar terjaga sampai ke konsumen. Tindakan tegas kepada agen/ distributor yang menimbun barang kebutuhan pokok untuk dikeluarkan pada saat harga tinggi di masyarakat harus di tindak tegas. Masalah infrastruktur agar distribusi merata dan berjalan normal harus segera diselesaikan. Jaminan dan kepastian inilah yang dibutuhkan masyarakat hari ini.

  • Pasokan Sembako terjaga.

Pemerintah juga wajib menjaga pasokan sejumlah barang – barang kebutuhan pokok tetap terjaga sampai pasca lebaran nanti. Laporan dari Badan Urusan Logistik (Bulog) bahwa pasokan beras sampai lebaran masih terjaga harus di sosialisasikan, jangan sampai masyarakat termakan isu terjadi defisit pasokan di Bulog yang menyebabkan kepanikan di masyarakat.

  • Sistem kontrol terhadap harga

Pemerintah harus segera menerapkan sistem control terhadap harga kebutuhan pokok, terutama pada komoditi beras, telur, cabai rawit, cabai merah, bawang putih, bawang merah dan minyak goreng. Komoditi tersebut harus segera ada penetapan harganya yang di atur oleh pemerintah sesegera mungkin, agar nanti pada saat bulan puasa sampai lebaran tidak terjadi kenaikan harga yang tidak terkendali. Selain itu, komoditi lainnya jangan sampai di hiraukan untuk mengantisipasi kenaikan harga komoditi lain yang tidak terduga karena berimbas terhadap komoditi – komoditi lainnya.

  • Menjaga efek Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL)

Kenaikan TDL yang diberlakukan mulai awal Mei kemarin sedikit banyak akan berefek pada industri, tidak terelakan ketika harga kebutuhan barang – barang akan mengalami dampak dari kenaikan TDL tersebut, peran pemerintah dalam menjaganya agar dampak yang lebih meluas dan menjangkau hampir keseluruhan dari 21 komoditi penting kebutuhan pokok tidak terjadi.

  • Kebijakan moneter dari BI

BI sebagai Bank sentral juga perlu menerapkan kebijakan moneter menjelang bulan Juli – Juni kedepan, beberapa kebijakan moneter seperti politik Diskonto akan menyebabkan masyarakat lebih berhemat daripada mengkonsumsikan sejumlah uangnya untuk kebutuhan di luar kebutuhan pokok. Karena di bulan – bulan menjelang lebaran atau akhir Ramadhan biasanya peredaran uang sangat tinggi disebabkan kebutuhan masyrakat di luar kebutuhan pokok cukup tinggi pula.

Seperti menjadi kebiasaan di negeri ini menjelang bulan puasa atau bulan Ramadhan hingga hari lebaran umat muslim, konsumsi akan barang, baik barang kebutuhan pokok dan di luar kebutuhan pokok menjadi tinggi. Ketika tingginya permintaan akan kebutuhan tidak di atur secara baik oleh pemerintah akan menyebabkan inflasi yang tidak terkendali. Oleh karena itu peran pemerintah, produsen hingga masyarakat di rasa penting untuk menjaga stabilisasi ekonomi di dalam negeri. Dan nantinya ini akan kembali kepada masyarakat sendiri, kebutuhan mereka terakomodasi tanpa gangguan berarti dan lebih penting subtansi dari bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri benar – benar mengena bagi masyarakt muslim di Indonesia. Tidak lupa proses politik di bulan Juli nanti juga berlancar lancar.

Jember, 31 Mei 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline