Lihat ke Halaman Asli

Apresiasi Dibalik Kegagalan Indonesia Di BCA Indonesia Open SSP 2014

Diperbarui: 20 Juni 2015   02:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14034388061819029323

[caption id="attachment_344242" align="aligncenter" width="598" caption="Mohammad Ahsan dan Hendra setiawan (sumber: www.badminton indonesia.org)"][/caption]

Akhirnya, Indonesia yang menyisakan ganda putra Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan yang satu-satunya dapat lolos ke Final BCA Indonesia Open Super Series Premier (SSP) 2014 harus mengakui keunggulan ganda putra dari Korea Selatan (Korsel) Lee Yong D/ Yoo Yeong Seon. Pertandingan yang berakhir dengan dua set langsung ini sekaligus mengubur mimpi pemerhati bulu tangkis tanah air untuk merebut satu-satunya gelar yang di harapkan di di pundak M Ahsan/ Hendra S. Pasangan Korsel ini menekuk pasangan Indonesia dengan skor 21-15, 21-17.

BCA Indonesai Open SSP 2014 ini juga mengantarkan Jan O Joergensen dari Denmark sebagai juara di tunggal putra setelah mengalahkan Kenichi Tago dari Jepang dengan skor 21-18, 21-18. Li Xuerui dari Tiongkok sebagai juara di tunggal putri setelah mengalahkan Ratchanok Intanon dari Thailand dengan skor 21-13,21-13. Joachim Fischer/ Christina Pedersen dari Denmark sebagai juara ganda campuran setelah mengalahkan Xu Chen/ Ma Jin 18-21, 21-16, 21-14. Dan di ganda putri Qing Tian/ Yunlei Zhao terpaksa menang WO setelah Ma Jin sebagai pasangan Yuanting cedera pada saat bermain di ganda campuran. Di ganda putri ini sama-sama mempertemukan pasangan dari Tionkok.

Kegagalan Indonesia untuk meraih gelar di rumah sendiri memang patut di sayangkan. Apalagi harapan satu-satunya kita di final adalah pasangan berpredikat terbaik di dunia M Ahsan/ Hendra S. Kegagalan kali ini mengingatkan kita beberapa minggu yang lalu saat tim Thomas dan Uber Indonesia juga gagal merebut juara di India. Denmark dari daratan Eropa yang selama ini selalu kesulitan merebut juara di Indonesia Terbuka akhirnya mampu merebut dua gelar di tunggal putra dan ganda campuran. Dua gelar lain di rebut oleh Tionkok di Ganda putri dan tunggal putri. Sisanya Korsel mampu merebut di ganda putra.

Di balik kegagalan Indonesia dan dominasi Tiongkok dan Denmark kita semua tetap patut memberikan apresiasi kepada perjuangan pebulu tangkis Indonesia. Meskipun gagal merebut satu gelar juara pun, perjuangan mereka layak mendapat ucapan selamat. Karena selama ini olah raga bulu tangkis tanah air tidak hanya meredup dalam hal prestasi, tetapi juga meredup dalam hal dukungan dari berbagai macam pihak, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Dukungan luar biasa dari pemerintah dan masyrakat terakhir menggelora itu pada era Joko Supriyanto, Susi Susanti, Alan Budikusuma, Ricky Subagja/ Rexy Mainaky dkk. Pasca era keemasan mereka dukungan dari pemerintah dan masyarakat turut mengendur dan di barengi dengan prestasi yang menurun sampai saat ini.

Di tengah hiruk pikuk gelaran Piala Dunia 2014 di Brasil, BCA Indonesia Open SSP 2014 menggelora di Istora Senayan. Inilah apresiasi yang patut di acungi jempol. BCA sebagai sponsorship utama di Indonesia Open ini memberi arti lebih dalam mendukung suksesnya Indonesia Open. Di tambah dengan langkah berani Trans7 yang mau menyiarkan bulu tangkis yang saat ini terhitung sangat sedikit pemirsanya di bandingkan dengan pemirsa bola. Tetapi animo penonton di Istora Senayan dan pemirsa di rumah membuktikan mulai menggeliatnya kembali olah raga paling berprestasi bagi bangsa Indonesia ini. semoga dengan kegagalan ini dan partisipasi dukungan semua pihak perbulu tangkisan Indonesia merintis untuk bangkit kembali. Jayalah Indonesia

Jember, 22 Juni 2014




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline