Lihat ke Halaman Asli

Pairunn Adi

Penyuka fiksi

Puisi | Setangkai Bunga Liar (3)

Diperbarui: 27 Oktober 2018   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com


Saat sepasang embun menyebut pagi
Ilalang kuning sunggingkan bibir
Sesaat dingin memeluknya
Walau maut mengintai di balik terik

Adalah jiwaku; setangkai bunga liar
Yang kelopaknya berguguran di rumput kering
Sesaat aku melihat ajal
Bergelayut di dahan
Seribu daun mengering
Enggan terjatuh dari ranting
Sedang musim hanya diam; membisu
Seoalah waktu enggan beranjak

Pagi hanyalah menunda saat
Inginku
Menjadi prasasti abadi
Ketika mega-mega kau sembunyikan di balik senyummu

Malang, 27 Oktober 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline