Lihat ke Halaman Asli

Pairunn Adi

Penyuka fiksi

Malam Menjemukan

Diperbarui: 20 September 2018   13:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com


Ini malam sangat menjemukan
Angin mati berdiri
Pohonan kaku
Senyap embun di pelataran daun.

Dari hamparan malam yang dingin
Jiwaku yang rapuh
Mengapai surga-Mu.
Aku ingin tidur sejenak
Di dalam jubah putih hangat-Mu
Yang mengadung mimpi
Dan harapan pasti.

Ketika angin beriup
Menyibak rambut-Mu yang tergerai panjang
Aku akan berbisik di telinga-Mu
Bertanya yang belum kupahami
Tentang insan yang berjubah seperti-Mu
Apakah benar meraka wakil-Mu?

Sedang pada waktu sekarang
Aku tak pernah menemukan darah-Mu
Juga nafas yang seperti-Mu
Di antara meraka.

Aku juga akan mengadu
Di depan mulut-Mu
Bahwa jubah seperti yang Kau kenakan
Sekarang banyak di pasar loak
Diperjual belikan sangat murah
Apakah aku boleh memakainya?

Tapi Engkau malah mengucapkan selamat malam
Dan kunang-kunang berkerlap-kerlip
Berhamburan dari mulut-Mu.
Kau angkat tinggi-tinggi
Tangan-Mu yang bercahaya putih
Kemudian menaiki rembulan
Dan pergi dengan tersenyum
Meninggalkan tanya yang belum terjawab.

Malang, 20 September 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline