Lihat ke Halaman Asli

Pairunn Adi

Penyuka fiksi

Asap Kemerdekaan di Borneo

Diperbarui: 21 Agustus 2018   18:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN)

Berjuta burung menangis
Berjuta binatang menjerit
Sekarat pilu
Menunggu ajal perlahan merengutnya

Merdeka!
Begitulah teriakan pohonan
Menahan panas api
Membakar batangnya perlahan
Tapi pasti menghanguskan

Merdeka!
Begitulah teriakan anak-anak
Pun orang dewasa
Di gelapnya siang, terkepung asap tebal
Yang menyumbat hidung
Juga membutakan mata mereka

Merdeka!
Begitulah teriakan cukong-cukong
Yang siap mengolah lahan hutan
Setelah usai kebakaran
Menjadi perkebunan
Yang akan menebalkan saku mereka

Merdeka!
Begitulah teriakan tikus-tikus
Di dalam rumah mewah
Setelah menerima sepotong roti
Dari tuan-tuan berdasi

Ah, sudahlah
Aku pun berteriak
Merdekalah kau yang di langit
Yang setiap hari
Memberaki kami yang di bawah

Malang, 21 Agustus 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline