Lihat ke Halaman Asli

Pairunn Adi

Penyuka fiksi

Bulan Kemerdekaan dan Si Ijo Sang Penjajah

Diperbarui: 21 Agustus 2018   07:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: www.pontianakpost.co.id

Seperti tahun-tahun yang lalu, tahun ini pun di Kelurahan Tunjung Sekar memperingati hari kemerdekaan dengan sangat meriah. Bermacam-macam lomba digelar antar RW. Yang paling akhir dan paling bergengsi adalah lomba panjat pinang. Kebetulan tahun ini hari kemerdekaan berbarengan denga hari raya qurban, makah hadiah yang disediakan berupa kambing di tiap tiang pinang.

Semangat yang luar biasa, tak terpungkiri bila semua orang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Demikian juga dengan Tarjo dan Udin, mereka sangat antusias menyambut hari kemerdekaan tahun ini, terutama lomba-lomba yang diadakan.

Begitu serunya mengikuti lomba, Tarjo dan Udin sampai lupa makan. Tapi tak membuat mereka kecewa karena mereka mendapat peringkat pertama dan berhak atas dua ekor kambing. Sore hari mereka pulang dengan dada terbusung. Lusa mereka akan mewakili kelurahan di lomba tingkat kecamatan.

Setelah sampai rumah, Tarjo baru merasa perutnya keroncongan. Buru-buru ia ke dapur, maksud hati hendak makan, tapi, ketika membuka tudung saji hanya ada nasi.

"Dek, mana lauknya nih, aag lapar sekali ini!" Seru Tarjo dengan sedikit kecewa.

Mendengar seruan suaminya, Surti langsung menghampiri ke belakang.

"Aag nanya lauk buat makan?"

"Ya iyalah, masak mau makan nasi doang."

"Tadi pagi Aag adek suruh beli elpiji kan?"

"Iya, tapi ngak ada, Dek, semua toko kehabisan stok."

Kebetulan elpiji 3 kg tiba-tiba langka, bahkan nyaris tidak ada. Entah kenapa bisa sampai terjadi hal seperti itu. 73 tahun merdeka, elpiji masih sulit didapat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline