Lihat ke Halaman Asli

Pairunn Adi

Penyuka fiksi

Puisi│Kampung Lahirku Kini

Diperbarui: 29 Juli 2018   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasiana.com

Tawa sinis perut buncit
Muka putih
Leher berdasi
Selalu terlihat di pagi hari
Ketika peluh membasahi tubuh-tubuh legam
Dahi menghitam
Tersengat matahari
Demi sesuap nasi

Di kampung ibuku
Budaya terhantam kapitalis
Terkikis mimpi
Yang disemai negeri asing

Kebersamaan semakin renggang
Persatuan semakin longgar

Warisan nenek moyang
Perlahan melindap
Tertutup gemerlap ego
Dan dogma
Tentang hidup sendiri
Sendiri dalam kemewahan

Oh, inikah tanahku,
Yang dulu membesarkan aku
Dengan rajutan kasih?

Empati tak ada lagi
Hanya basa-basi
Saling makan
Saling tikam
Menjadi hal yang biasa

Kini, di tanahku,
Hati-hati menjadi bisu
Nurani-nurani menjadi buta
Hanya aku yang ada

Malang, 28 Juli 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline