Sepagi rabun ayam mulai menghilang, kokok menyambut fajar, sambung menyambung suara riuhnya. Sepagi itu cangkul terpanggul, di pundak yang kokoh, tangan kekar, jiwa tegar, membolak-balikan tanah tanpa lelah.
September mulai basah, rekah tanah hilang ditelan hujan, gembur oleh tangan-tangan perkasa. Senyum secercah asa mengantung, biji-biji tertabur bersama mimpi lelaki paruh baya.
Sang kekasih setia, lembut sentuhan kasih merawat kandungan dalam rahim. Kesabaran, ketabahan, melekat dalam jiwa tangguhnya. Serupa hujan yang meniupkan roh pada biji-biji, ia rawat, agar tumbuh hingga mereka menuai nikmatnya.
Di awal musim
Hujan basahi bumi
Semaikan benih