Lihat ke Halaman Asli

Pairunn Adi

Penyuka fiksi

[RoseRTC] Romansa Sebuah Lilin

Diperbarui: 17 September 2016   09:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Fitri semakin gelisah, besok sudah tanggal 17 September, hari ulang tahun terakhirnya sebelum memasuki dunia baru. Seminggu lagi ia sudah berstatus lain, sudah tak ada kebebasan lagi.

Setangkup rindu ingin ia tumpahkan, semanis yang ia mampu, serupa madu, tapi bukan, karena pasti berakhir pahit, sepahit empedu.

Kata-kata mulai meraba dada, mengoyahkan keyakinan, bila besok Joni akan datang. Hingga malam menjelang, tiada kabar darinya. Namun, hatinya mencoba bertahan.

Mimpi yang ia gantungkan setinggi angan, menjadi samar, buram tertutup keyakinan yang mulai memudar.

"Joni pasti datang, kan, Ros?" Fitri mencoba mencari sebuah harapan.

Rosa sahabat yang paling mengerti Fitri, sekaligus Joni.

"Sepertinya tidak."

Jawaban Rosa semakin menenggelamkan harapan Fitri. Semakin gelisah, cemas, mimpi satu-satunya akan kandas. Selama enam bulan terakhir, Fitri telah membajakan seikat tekat, ya..., enam bulan ia berperang dengan hati nuraninya.

Sebelum janur kuning melengkung di depan rumahnya, ia ingin menyerahkan cintanya pada Joni, lelaki yang teramat ia cintai, meski akan berakhir pahit, setidaknya ia pernah mengecap manisnya sekali.

"Bila besok Joni tidak datang, habislah sudah, Ros."

Rosa tak menjawab. Ia diam, engan menorehkan luka lagi pada sahabatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline