Tertatih setelah raga merenta
Ringkih terbungkuk beban usia
Tiada pilihan garis tergores
Tak terputus hingga purna senja
Tangan tak lagi perkasa
Hanya jemari yang mampu berkata
Lewat goresan-goresan syair
Tentang hidup yang tak lagi bermakna
Sajak-sajaknya adalah kerinduan
Dalam hening malam di peraduan
Memuisikan sepetak tanah
Sebagai tempat singgah kedukaan
Selalu bermadah dalam kehampaan
Penyesalan dosa menyesak pikiran
Dengan napas tersengal pendek-pendek
Lirih suara menyisir kesepian
Serembah tak henti mengalir
Di antara angin sunyi yang semilir
Berharap mampu membasuh debu
Yang menempel di setiap olah pikir
Aku merasakan kerinduan di setiap sujudnya
Rindu segera tertidur di bawah pohon kamboja
Dengan tubuh terlilit kain putih; bersih
Berharap meraih setitik ampunan dosa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H