Lihat ke Halaman Asli

Pairunn Adi

Penyuka fiksi

[RINDU] Rindu Purna Senja

Diperbarui: 7 September 2016   23:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: spyderonlines.com

Tertatih setelah raga merenta
Ringkih terbungkuk beban usia
Tiada pilihan garis tergores
Tak terputus hingga purna senja 

Tangan tak lagi perkasa
Hanya jemari yang mampu berkata
Lewat goresan-goresan syair
Tentang hidup yang tak lagi bermakna 

Sajak-sajaknya adalah kerinduan
Dalam hening malam di peraduan
Memuisikan sepetak tanah
Sebagai tempat singgah kedukaan 

Selalu bermadah dalam kehampaan
Penyesalan dosa menyesak pikiran
Dengan napas tersengal pendek-pendek
Lirih suara menyisir kesepian

Serembah tak henti mengalir
Di antara angin sunyi yang semilir
Berharap mampu membasuh debu
Yang menempel di setiap olah pikir

Aku merasakan kerinduan di setiap sujudnya
Rindu segera tertidur di bawah pohon kamboja
Dengan tubuh terlilit kain putih; bersih
Berharap meraih setitik ampunan dosa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline