Setiap acara sakral atau penting seperti pernikahan, kunjungan pejabat daerah, dan lain lain seringkali ditemukan acara penyambutan menggunakan upacara adat. Upacara adat ini dirasa cukup penting karena setiap penyambutan oleh upacara adat bisa menimbulkan kesan pernghargaan dan penghormatan.
Sebagai contoh, upacara adat islami yaitu Bandir. Bandir merupakan organisasi seni yang terdiri dari tarian, rampak bedug, serta iringan hadroh dari kalangan santri disebuah pesantren. Upacara adat islami bandir ini sudah dari dulu turun temurun dari guru ke guru. Sehingga untuk dikatakan siapa pencetus dari bandir ini sendiri tidak diketahui.
Bandir ini seringkali dipertunjukan di sebuah acara pernikahan, dan biasanya digunakan untuk menyambut calon mempelai laki-laki dan keluarga ketika akan menuju area akad. Sesuai dengan kegunaan upacara adat, Bandir memberikan kesan penghormatan kepada calon mempelai laki-laki dan keluarga yang datang.
Untuk anggota bandir sendiri terdiri dari pager bagus yang membawa payung dan tongkat, pager ayu yang membawa bunga, dan juga santri-santri yang mempertunjukan silat, rampak bedug, dan hadroh. Tidak ada susunan paten pada pertunjukan bandir, namun biasanya diawali dengan rampak bedug yang ramai kemudian dilanjutkan pertunjukan silat, pertunjukan tari tongkat dan payung, lalu dilanjutkan pager ayu menari dan menabur bunga di area pertunjukan dan terakhir calon pengantin dan keuarga berjalan dikawal pager ayu dan pager bagus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H