Lihat ke Halaman Asli

Setelah Kekuasaaan, Uang, Apalagi Baginda LNM?

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pertempuran sudah selesai. Pasukan BNI All-Star pimpinan Kapten Marinir Rachmat Darmawan, babak-belur dihajar 1-8 oleh Tim Chelsea FC. Lantas, yang ada di benak saya tinggallah sebuah pertanyaan, apa hikmah yang bisa diambil dari serangkaian kejadian memalukan melawan rombongan klub sepakbola asal Inggris ini?

Jawabannya sangat sederhana. Tidak ada. Ya, tidak ada hikmah, pelajaran, atau manfaat apapun buat saya, anda, dan persepakbolaan Indonesia, kecuali kenyataan kalau kas PSSI rasa KPSI yang dikangkangi Baginda LNM semakin menggemuk. Dan memang itulah tujuan sang baginda untuk kembali berkuasa. Kekuasaan dan uang setelahnya, tak lebih, tak kurang.

Watak LNM, sejatinya adalah watak hasil pembinaan panjang partai politik penghasil sistem dan rejim korup. Sistem dan rejim yang korup menghasilkan generasi yang juga bermental korup yang hanya berpikir pada dua hal yang paling purba dalam politik: Kekuasaan dan Uang, uang dan kekuasaan.

Roh hakiki politik dalam arti yang murninya, yaitu untuk membangun kekuasaan yang mensejahterakan rakyat, tak ada lagi dalam kamus politisi yang lahor dari rahim parpol dan sistem yang korup. Apakah LNM menyesali kekalahan 0-7 dari Arsenal, 0-2 dari Liverpool dan 1-8 dari Chelsea? jelas jawabannya tidak. Padahal dengan kekalahan itu (meski katanya cuma pertandingan hiburan), wajah Indonesia secara keseluruhan sangat dipermalukan di mata dunia.

Tetapi sekali lagi, bagi politisi korup, bangsa dan negara adalah nomor sekian. Bagi mereka bangsa dan negara hanya wacana yang hanya akan dipakai untuk menaikkan citra diri mereka agar dipilih rakyat. selebihnya tak bermakna apa-apa, karena bagi politisi model begini, entitas tertinggi yang mereka puja dan bela, sejatinya hanyalah partainya sendiri dan kepentingan yang terkait dengan partai mereka.

Maka, jangan harap ada kepedulian untuk membina persepakbolaan Indonesia yang akan membawa nama harum bangsa. Lupakan itu, karena baginda sudah puas dengan pencapaian tujuannya yaitu kekuasaan dan uang, uang dan kekuasaan. Dari beberapa pertandingan kemarin, kalaupun ada pemain sepakbola kita yang bermain baik (seperti Tibo, Taufik, Andik, dan Vendry Mofu), itu hanya menunjukkan sedikit titik cerah, bahwa dibalik semua kekacuan yang diciptakan politisi korup, masih ada bibit-bibit yang sebenarnya bisa dibina dengan baik.

Tetapi tanpa pembinaan, sampai kapan para pemain itu bisa menjaga level permainan mereka? jika mereka pensiun siapa yang bisa  menggantikannya? sekali jangan harap ada kepedulian semacam itu di otak para petinggi PSSI rsa KPSI. So Baginda LNM, setelah kekuasaan dan uang, apa lagi???




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline