Lihat ke Halaman Asli

Pahliyani Mumtaz

Pengamat kehidupan

Seribu Teman Terlalu Sedikit dan Satu Musuh Terlalu Banyak

Diperbarui: 4 November 2024   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Bing AI

Kita hidup tidak akan jauh dari yang namanya hubungan antar manusia. Hubungan antar manusia sangatlah penting dijaga. Manusia adalah makhluk sosial, maka sudah pasti tidak bisa hidup tanpa orang lain. Contohnya, saat kita makan, kita perlu membeli makanan tersebut, membelinya dari siapa? Betul dari orang lain.

Ungkapan "seribu teman terlalu sedikit dan satu musuh terlalu banyak" menggambarkan betapa pentingnya menjaga hubungan baik dengan semua makhluk di dunia dan pentingnya menghindari yang namanya pertengkaran. Biar kata kita sudah memiliki seribu teman, jika masih memiliki satu orang musuh, itu akan membawa dampak yang negatif pada diri kita.

Memiliki banyak teman adalah sebuah kekuatan. Contoh saja saat anda kecil, anda ditonjok oleh orang tak di kenal, saat teman anda melihat kejadian tersebut pasti teman anda akan membantu anda menghajar orang tak di kenal tersebut, minimal bisa membantu menenangkan setelah kejadian.

Dalam situasi sulit, teman seringkali menjadi penolong. Contoh, saya punya teman yang pernah mengalami musibah rumah terbakar hangus. Karena dia memiliki banyak teman, maka yang bersimpati banyak sekali kepadanya. Dia banyak mendapatkan bantuan secara material maupun bantuan psikologi.

Sebaliknya, memiliki satu saja musuh sangat tidak menyenangkan dalam hidup ini. Musuh kita bisa saja merugikan kehidupan kita. Bisa saja menghambat segala urusan kita. Contoh, saat anda ingin makan di sebuah restoran, tiba-tiba anda menyadari si pemilik restoran tersebut adalah musuh bebuyutan anda sejak lama. Anda pasti akan tidak tenang makan di restoran tersebut, takut diracuni pastinya.

Biar bagaimanapun, kita tidak bisa mengontrol hal-hal yang diluar kendali kita. Seperti sikap seseorang kepada kita, padahal kita sudah berlaku baik kepadanya. Kadang-kadang ada saja orang yang sudah kita baik-baikin, tapi dia memperlakukan kita sebaliknya.

Solusinya adalah fokuslah pada apa yang bisa kita kendalikan saja. Kita bisa memilih untuk tidak membenci siapapun, meskipun orang tersebut membenci kita. Toh saat orang membenci kita, pikiran dia juga yang akan merasa tidak tenang. Kita mah enak-enak saja gak ada yang mengganjal di hati karena tidak ada seorangpun yang kita benci.

Teruslah mencintai seluruh makhluk Tuhan, baik itu manusia, alam ataupun hewan. Dunia selalu berlaku adil. Apa yang kita tanam, itu pula yang akan kita tuai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline