Lihat ke Halaman Asli

PPKO IMM Farmasi Sosialisasikan Sampah dan Pupuk Nitrobacter di Purwosari

Diperbarui: 29 Agustus 2024   17:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim PPK ORMAWA IMM FARMASI UAD 2024 (dokpri)

Tim PPK Ormawa IMM Farmasi UAD melakukan kegiatan sosialisasi sampah dan pembuatan pupuk Nitrobacter pada hari Minggu, 25 Agustus, di Nogosari, Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo.

Kegiatan ini berfokus pada pemilahan sampah, pengaplikasian sampah, dan pembuatan pupuk Nitrobacter. Dalam kegiatan ini, juga melibatkan Karang Taruna, Kelompok Wanita Tani (KWT), dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) setempat.

"Sampah menjadi masalah yang paling utama di negara Indonesia," kata Dedy Kurniadi, perwakilan dari Dinas Pertanian. "Oleh karena itu, kita harus mengurangi sampah serta memanfaatkannya untuk meningkatkan perekonomian warga setempat," jelasnya.

Menurut warga setempat, sampah di Desa Purwosari sudah dipilah-pilah antara jenis sampah organik dan sampah plastik. Namun, setelah dipilah-pilah, warga tidak tahu mau dikemanakan lagi setelahnya. Dedy menambahkan, "Kalau sampah ini dikelola dengan baik dan benar, maka akan memiliki nilai ekonomi pasar yang tinggi."

Selain sosialisasi sampah, kegiatan ini juga melakukan praktik pembuatan pupuk Nitrobacter. Pupuk Nitrobacter dipilih untuk dipraktikan karena sebagian besar masyarakat setempat belum mengetahui mengenai pupuk Nitrobacter.

Salah satu masyarakat setempat, Bambang mengatakan bahwa belum mengetahui cara pembuatan pupuk Nitrobacter. Dedy menjelaskan bahwa alat dan bahan yang digunakan untuk pengembangan pupuk Nitrobacter ini tergolong mudah diperoleh. Meliputi drum, tetes tebu, garam, urea, air, dan kultur Nitrobacter.

Sementara, proses pembuatan dilakukan dengan mencampur tetes tebu dan urea dengan air. Kemudian, campuran itu dimasukkan ke dalam jeriken berisi air. Selanjutnya, larutan kembali diaduk dan didiamkan selama tujuh hari untuk dapat digunakan.

"Nitrobacter dipilih karena mudah dalam pembuatan dan penggunaannya," kata Dedy. "Serta terbukti mampu memperbaiki kondisi tanah sehingga pertumbuhan tanaman semakin baik," tambahnya.

Peserta pelatihan, Rahmad mengaku cukup antusias mengikuti pelatihan pembuatan pupuk Nitrobacter tersebut. Beliau menyebut bahwa pembuatan pupuk Nitrobacter termasuk hal yang baru bagi masyarakat di wilayahnya. "Proses pembuatannya mudah," ungkap Rahmad. "Harapannya hasil yang diperoleh dapat diterapkan petani di Purwosari nantinya," tambahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline