Lihat ke Halaman Asli

Indonesia Book Fair 2013

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia Book Fair yang diadakan di Istora Senayan mulai tanggal 2 - 10 November 2013 merupakan serangkaian acara pameran buku dan lomba yang diselenggarakan oleh IKAPI. Berbagai penerbit Indonesia maupun luar negeri banyak membuka stand/booth di acara ini. Selain itu, serangkaian lomba untuk anak-anak juga digelar seperti lomba menari yang diikut sertakan oleh taman kanak-kanak.

Pameran buku ini seharusnya menjadi pameran yang dinantikan atau dikunjungi oleh hampir seluruh masyarakat Jabodetabek. Namun, beberapa kali saya mengunjungi Indonesia Book Fair ini, tidak begitu ramai seperti yang saya bayangkan. Ada beberapa kemungkinan kenapa hal ini bisa terjadi, kurangnya informasi yang terdengar sehingga jarang ada masyarakat yang mengetahui, minat baca masyarakat Indonesia sudah semakin menurun sehingga lebih menyukai pameran yang berbau entertain atau gadget, dan yang terakhir karena konsep pameran buku yang membosankan.

Menurut saya ketiga alasan diatas bisa menjadi faktor yang paling mendukung kenapa sepinya pameran buku di Indonesia Book Fair ini. Kurangnya informasi mengenai Indonesia Book Fair ini, padahal tempat diselenggarakannya cukup di pusat kota yaitu Istora Senayan. Sedih sekali minat baca di Indonesia ini berdasarkan  hasil survei UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) menunjukkan bahwa minat baca masyarakat yang paling rendah di ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah negara Indonesia (“Minat Baca Masyarakat Indonesia Paling Rendah di ASEAN”, Warta Online, 26 Januari 2011). Rendahnya minat baca ini dibuktikan dengan indeks membaca masyarakat Indonesia yang baru sekitar 0,001, artinya dari seribu penduduk, hanya ada satu orang yang masih memiliki minat baca tinggi. Angka ini masih sangat jauh dibandingkan dengan angka minat baca di Singapura yang memiliki indeks membaca sampai 0,45 (“Galakkan Baca Buku untuk Kemajuan Bangsa”, Media Indonesia, 17 Mei 2010). Dan yang terakhir mengenai bosannya pameran buku yang diadakan, beberapa kali saya ke pameran buku mencari suatu buku seringkali justru tidak menemukannya, walaupun diiming dengan harga yang miring rasanya kalau tidak lengkap sayang sekali.

Salah satu booth yang menurut saya menarik adalah booth gramediana. Gramediana menawarkan sebuah platform buku digital dengan berbagai kemudahan. Cukup download aplikasinya dan lebih dari 6000 buku digital dapat saya pilih untuk membeli. Menariknya lagi banyak harga diskon yang ditawarkan seperti diskon 20% untuk ipaymu dan 50% untuk mandiri e-cash.

Seru kali ya kalau ada pameran buku digital ? hmm menarik sepertinya :))




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline