Lihat ke Halaman Asli

padma malikahani

Freelance Content Writer

Zillennial: Memahami Generasi yang Menghubungkan Dua Dunia Digital

Diperbarui: 31 Agustus 2024   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Freepik.com/Zillennial

Zillennial sering disebut sebagai gabungan dari Generasi Z dan Millennial. Menurut Sosiolog dari Universitas Boston, Deborah Carr. Zillennial adalah mereka yang lahir dalam rentang tahun 1992-2002.

Melalui laman artikel Forbes mencatat bahwa total populasi Zillennial hari ini sejumlah lebih dari 30 juta jiwa. Zillennial merupakan generasi mikro, dan generasi hibrida dengan status krisis identitas secara terus menerus. Di samping itu, Zillennial juga disebut sebagai generasi paling beruntung karenannya melalui banyak perubahan selama menjalani hidup.

Zillennial dianggap terlalu muda untuk millennial namun terlalu tua untuk generasi Z, menjadi anak tengah dengan satu saudara kandung pada kedua sisi kesenjangan generasi, dan selalu merasa terjebak antar keduanya. Seringkali merasakan tekanan untuk menjadi lebih tua ketika berbicara dengan rekan-rekan millennial dan lebih muda ketika berbicara dengan kerabat generasi Z. Zillennial memiliki karakteristik terlalu tua sebagai pengguna Facebook namun terlampau muda sebagai pengguna Tiktok.

Zillennial tumbuh pada masa peralihan dari sistem analog menuju era revolusi digital, mereka tumbuh seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat seperti internet dan ponsel pintar, tapi juga ingat saat zaman tanpa teknologi seperti millennial. Mengalami peralihan antara masa lalu dan masa kini secara berurutan, mengikuti perkembangan zaman yang terus beralih sehingga menganggap seluler dan aplikasi mengubah cara mereka dalam bekerja. Zillennial merupakan pengguna pemutar CD saat kecil, dan pemutar MP3 saat remaja, sebelum akhirnya memiliki ponsel cerdas yang dilengkapi dengan musik.

Zillennial tidak sepenuhnya menggambarkan Generasi Z atau millennial, sehingga membawa perpaduan unik antara sifat dan pengalaman yang kemudian menjadikan mereka sebagai target audiens yang menonjol. Memiliki etos kerja yang kuat seperti millenial, namun keinginan yang sama dengan Generasi Z untuk mencapai keseimbangan kerja yang lebih baik dan sangat memperhatikan kesehatan mental. Mereka cenderung peduli dengan dunia tempat mereka tinggal dan tidak takut untuk menentukan pilihan melalui kebiasaan belanja dan preferensi kerja.

Generasi ini terbentuk oleh berbagai faktor diantaranya teknologi, globalisasi, hingga krisis ekonomi. Zillennial mempunyai tingkat literasi digital, loyalitas tinggi, sensitivitas harga rendah dan pola pembelian yang stabil.

Mayoritas Zillennial berperan sebagai 40% konsumen masa depan dengan daya beli yang relatif lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Sebagai kelompok kaya dan terpelajar, mendambakan karir yang lebih stabil dan keinginan untuk menghasilkan lebih banyak uang. Mereka lebih bertanggung jawab secara financial daripada yang diperkirakan, dan menjadi penentu bagaimana perdagangan yang terhubung akan berkembang dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan.

Zillennial tumbuh di era diskusi mengenai perubahan iklim semakin meningkat sehingga memiliki tingkat kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan dan dampak dari perubahan iklim. Menurut professor Deborah Carr "mereka sangat sadar akan ancaman terhadap planet ini namun mereka juga tahu bahwa mereka dapat memainkan peran penting dalam mengurangi jejak karbon mereka".

Berikut penjelasan terkait Zillennial sebagai generasi yang menghubungkan antara dua generasi digital, dengan mengetahui ciri generasi ini kamu menjadi faham bahwa Zillennial bukan merupakan Millennial apalagi Generasi Z. Generasi ini sangat unik lantaran hidup bersama dua generasi berpengaruh dengan karakteristik dan kepribadian yang berbeda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline