Lihat ke Halaman Asli

Guru Indonesia Asal Bandung dalam Baku Tembak di Sabah

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Respon cepat dilakukan oleh pihak berwenang pemerintahan Indonesia di Sabah dengan mengungsikan 600 WNI yang bekerja di ladang sawit Felda Sahabat blok 17  dan sebanyak 162 WNI diungsikan ke Kopleks Embara pada Tanggal 4 maret 2013 kemarin. Respon cepat ini berkat peran aktifnya pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia Kota Kinabalu dan Konsulat Republik Indonesia Tawau dalam berkoordinasi dengan aparat setempat.

Pemerintah Malaysia Hari ini tanggal 5 maret 2013 menunjukan keseriusannya untuk melindungi tanah miliknya dan sekaligus mengembalikan ketentraman warganya. Pagi ini pukul 07.00 waktu setempat, pihak keamanan Malaysia (polisi dan tentara) menggempur militan Filipina di kampong Tanduo, Lahad Datu. Sampai saat ini, belum bisa diketahui berapa jumlah yang meninggal dunia dari pihak militan Filipina. Bahkan sampai tulisan ini di tayangkan operasi penyisiran masih berlangsung.

Berita yang didapat dari http://www.suaragenerasibaru.com/?p=71511 yang dikutif dari FB Resmi PDRM, menyatakan bahwa serangan ini hanya terbatas di kampung Tanduo Lahad Datu. Namun dilapangan berdasarkan koordinasi teman-teman guru, seorang guru asal Bandung yang tinggal di Batu 16 Sandakan sudah mendengar tembak-tembakan. Ia sendiri saat ini sudah mengungsi ke tempat lain di daerah Sapi 2. Ia mengatakan jalur Lahad Datu - Sandakan sudah tidak aman. Koordinasi ini dilakukan oleh teman-teman guru untuk saling waspada dan mengantisipasi informasi yang tidak akurat.

Sumber:

http://us.m.news.viva.co.id/news/read/395007-konflik-sabah--162-wni-di-lahad-datu-diungsikan

http://us.m.news.viva.co.id/news/read/394931-malaysia-sulu-berperang--600-tki-di-sabah- diungsikan

http://www.suaragenerasibaru.com/?p=71511

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline