Lihat ke Halaman Asli

Anak TKI Berprestasi di Tingkat Nasional

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14098387251902517008

Tahun 2002 pemerintah Malaysia melarang anak-anak warga asing (termasuk TKI) untuk belajar di sekolah pemerintahnya. Wajar, biaya sekolah diambil dari pajak warga Malaysia; artinya sekolahnya gratis. Merespon fakta tersebut, pemerintah (P2TK Dikdas-Kemdikbud) mulai tahun 2006 mengirimkan 109 guru untuk mengajar di pusat-pusat bimbingan belajar salah satu LSM pendidikan di Sabah. Untuk lebih memaksimalkan pendidikan keindonesiaan (kurikulum Indonesia) maka pada tanggal 20 Oktober 2011 pada acara The 8th Annual Consultations Between The Republic Indonesia and Malaysia di Lombok, Presiden SBY dan PM Dato’ Sri Najib Tun Razak membuat kesepakatan tentang pendirian Community Learning Center (CLC) bagi anak-anak TKI di Sabah. CLC adalah istilah untuk sekolah terbuka (SD dan SMP) di Indonesia.

Walaupun usia CLC masih balita namun prestasi anak-anak didiknya tidak bisa dipandang sebelah mata. Hari rabu tanggal 3 september 2014 adalah pembuktiannya. Tiga anak TKI di Sabah membuktikan kepada Indonesia bahwa mereka mampu berprestasi dan bersaing dengan anak-anak Indonesia lainnya. Merekalah siswa-siswa CLC Borneo Samudera yang menjadi pemenang cerdas-cermat di Apresiasi Seni Dan Kreasi se Sabah 2014 yang diselenggarakan di sekolah Induk SIKK bulan agustus lalu. Dan di Jakarta mereka mendapatkan juara 2 lomba cerdas-cermat tingkat nasional dengan selisih 100 dari juara pertama. Dengan perolehan sebagai berikut; juara pertama 2500, juara kedua 2400 dan juara ketiga 1750. Bisa lihat di photo.

[caption id="attachment_357241" align="aligncenter" width="300" caption="Siswa-siswa CLC Borneo Samudera mendapatkan nilai 2400"]
[/caption]

Kemenangan anak-anak CLC Borneo Samudera tersebut memberikan banyak arti;

1.Kebijakan Pemerintah

Peran pemerintah sangat vital. Tanpa ada kebijakan dari pemerintah, tentu tidak akan ada program pendidikan untuk anak-anak TKI di Sabah. Tanpa ada political will dari pemerintah, tentu tidak akan ada kerjasama dengan pemerintah Malaysia dalam hal pendidikan untuk anak-anak TKI. Hal ini perlu di apresiasi oleh semua pihak.

Untuk mengoptimalkan program pendidikan ini, pemerintah dalam hal ini Kemdikbud dan Kemlu (KJRI KK dan KRI Tawau) tentu tidak bisa hanya mengandalkan kebijakan-kebijakan mereka. Harus ada kebijakan dari pemerintah di bidang lain; terutama di bidang ketenagakerjaan. Jangan sampai pemerintah membiarkan warga Indonesia untuk selalu menjadi buruh kasar di negara lain. Jangan sampai pendidikan di Sabah menjadi alasan para TKI untuk membawa keluarga dan anak-anaknya ke Sabah. Penulis yakin, kalau pemerintah membuat kebijakan yang baik dalam ketanagakerjaan di bidang yang sama (hutan sawit), akan banyak warga Indonesia pulang untuk memajukan negaranya sendiri.

Kesejahteraan para TKI di kawal oleh Kemnakertrans. Pendidikan anak-anaknya dikawal oleh Kemdikbud yang bekerja sama dengan Kemlu. Kemnakertrans membuat kebijakan agar para TKI pulang dan nyaman bekerja ke tanah air. Sedangkan Kemdikbud menciptakan generasi bangsa Indonesia yang melek (mendapatkan pendidikan). Yang terpenting adalah bahwa anak-anak TKI menjadi generasi yang bisa menemukan jati dirinya sebagai anak bangsa Indonesia yang mempunyai nasionalisme dan patriotisme yang tinggi.

2.Peluang Pendidikan

Siapapun warga Indonesia –termasuk anak-anak TKI- yang mendapatkan peluang pendidikan, maka ia sedang mendapatkan peluang berprestasi. Namun sebaliknya, bagaimana akan mendapatkan prestasi, bagaimana akan bisa merubah masa depan diri, keluarga dan negaranya kalau mereka tidak mendapatkan peluang pendidikan. Ketiga anak CLC Borneo Samudera itu tidak akan pernah menjadi juara 2 cerdas cermat tingkat nasional kalau mereka tidak mendapatkan peluang pendidikan di Sekolah Terbuka.

Anak-anak TKI di Sabah, bukan hanya mereka saja. Masih ada ribuan anak-anak TKI yang lain. Tidak semua anak-anak TKI di Sabah mempunyai kecerdasan di bidang yang sama dengan mereka. Bahkan yang menjadi PR besar para pendidik di Sabah, para pendidik di Indonesia, bangsa Indonesia dan Pemerintah Indonesia adalah akankah mereka mendapatkan peluang pendidikan di tingkat SMA?

Faktanya banyak lulusan-lulusan CLC dan paket B tidak mendapatkan peluang pendidikan di jenjang yang lebih lanjut.

3.Tekad Mengalahkan Fasilitas

CLC-CLC di Sabah tumbuh di hutan-hutan sawit, termasuk CLC Borneo Samudera. Ruang belajar bergantung kepada kebaikan perusahaan sawit; ada yang memberikan ruang khusus untuk CLC, ada yang mengizinkan operasional namun tempatnya gantian dengan pihak lain, ada juga yang belajarnya di rumah, bahkan ada juga yang belajar di bawah kolong gereja. Namun yang pasti dari semua ruangan itu, tidak ada yang representative sebagai sebuah ruang sekolah layaknya ruang belajar di Indonesia.

Untuk fasilitas pendidikan mereka umumnya hanya memaksimalkan dari BOS yang diberikan dari pemerintah. Fasilitas tentu sangat mendukung sebuah proses pembelajaran dan pendidikan.

Namun ada hal yang paling utama dari itu; tekad. Niat yang kuat untuk belajar bagi siswanya. Dan niat yang kuat untuk mendidik bagi gurunya. Ya, ketiga anak itu membuktikan bahwa niat mereka dan guru-gurunya sangat kuat.

4.Prestasi Terlihat dan Tak Terlihat

Mungkin diantara kita ada yang mengeluarkan nada sumbang “yang berprestasi kan tiga orang, kenapa harus bangga?”

Pendidikan bukan tentang kompetisi. Pendidikan adalah sebuah proses. Proses dari tidak tahu menjadi tahu. Proses memahami dan memahamkan dirinya sebagai makhluk individu dan sosial. Proses dari tidak bisa menjadi bisa baca. Proses dari tidak mau belajar menjadi mau belajar. Dan proses-proses lainnya.

Banyak prestasi yang bisa dilihat dan terukur. Namun jangan abaikan prestasi yang tidak terlihat dan tak terukur. Perubahan akhlak menjadi lebih baik. Perubahan yang asalnya tidak peduli pendidikan menjadi semangat mengejar pendidikan. Perubahan dari tidak mengenal Indonesia menjadi cinta Indonesia. Belum lagi kemampuan anak-anak di bidang music, tari, olah raga dan sebagainya. Ini yang penulis maksud kecerdasan mereka beragam di berbagai bidang. Tentu hal tersebut adalah prestasi yang tidak bisa dianggap sepele dalam sistem pendidikan.

Selain itu, kemenangan mereka merupakan prestasi bagi para guru CLC Borneo Samudera yang harus kita berikan apresiasi. Dalam hal ini, CLC Borneo Samudera layak menjadi acuan. Namun tentu banyak sekali prestasi yang tidak bisa diukur melalui sebuah pertandingan misalnya; Perjuangan guru-guru lain yang mengusahakan sebuah pendidikan di tempat yang selama ini belum ada pendidikan. Perjuangan guru-guru lain yang mengiklankan pentingnya pendidikan kepada orang tua dan anak-anak yang sudah bekerja. Perjuangan guru-guru lain yang melobi pihak perusahaan untuk memberikan dukungannya tentang pendidikan bagi para siswa.

5.Bimbingan Guru

Ketiga anak tersebut tentu tidak akan berprestasi kalau tidak ada bimbingan dari gurunya. Bukan perjuangan yang mudah untuk bisa menajdi perwakilan CLC Sabah. Mereka harus berjuang melawan siswa-siswa CLC lain yang ada di Sabah. Untuk masuk ke babak final mereka harus berusaha menjadi pemenang di babak penyisihan.

Bimbingan guru-gurunya bukan hanya mengisi kognisi mereka. Merekapun harus dibimbing mentalnya; agar tidak minder bertemu dengan orang-orang kota. Agar mereka tidak kaget dengan udara Indonesia yang mungkin baru pertama mereka hirup. Bimbingan guru-gurunya untuk selalu konsisten dalam persiapan. Dan bimbingan-bimbingan yang lainnya.

140983879724035293

Para guru dan para siswa CLC Borneo Samudera dalam ajang APKRES 2014

P.S:

1. Mohon maaf tidak banyak data yang bisa penulis berikan tentang LCC tersebut.

2. Penulis ucapkan selamat kepada anak-anak dan guru-guru di CLC Borneo Samudera.

3. foto-fotonya saya comot dari FB guru-gurunya


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline