Dalam proses pertumbuhan manusia, perkembangan pasti akan terjadi sejalan dengan pertumbuhan yang terjadi. Umumnya, manusia memiliki beberapa hasil perkembangan yang terbentuk sesuai waktu atau zona yang ditempuh Mulai dari lahir sampai tua nanti. Dalam perkembangan yang terjadi contohnya seperti perkembangan emosional, spiritual, kognitif atau intelektual dan lain sebagainya. Pada kesempatan kali ini, saya akan menjelaskan perkembangan kognitif yang lebih spesifik.
Kognisi adalah keyakinan seseorang tentang cara berfikirnya dalam menganalisis atau mengidentifikasi seseorang ataupun sesuatu hal. Dalam hal ini, kognisi berarti memperoleh dan memanipulasi pengetahuan dengan berbagai hal seperti membaca, memahami, menganalisis, menilai, mengingat, menalar dan membayangkan.
Dengan proses yang terjadi tersebut, kita dapat mengetahui sesuatu tentang hal yang kita pelajari dan dapat memberikan pendapat tentang hal tersebut dengan berbagai bukti dari penilaian dan analisis yang dilakukan. Akan tetapi, apakah kognisi sama dengan kognitif?
Dalam segi maksud dan gambaran umum, kognisi dan kognitif tergolong dalam hal yang sama, akan tetapi dalam segi sifatnya, kedua hal tersebut berbeda. Itu karena dalam penggunaan dalam setiap kalimat digunakan berbeda. Kognisi lebih condong kepada konsep beritanya sedangkan kognitif lebih condong ke modelnya. Maksudnya disini adalah kognitif itu sendiri merupakan cabang lanjutan dari kognisi itu sendiri dengan membentuk teori yang dinamakan teori kognitif.
Secara umum, kognitif itu diartikan sebagai potensi intelektual yang dikembangkan melalui empat tahapan yang dijadikan proses peningkatan intelektual itu sendiri diantaranya adalah: knowledge, comprehensive, application, synthesis, Dan evaluation Yang ditujukan untuk meningkatakan dan mengembangkan kemampuan rasional atau akal. Kognitif itu sendiri merupakan proses perubahan persepsi dan pemahaman yang diukur.
Teori kognitif itu sendiri akan dikatakan berhasil ketika melalui kegiatan atau proses studi yang dilakukan di sekolah atau pun di perguruan tinggi. Kenapa bisa begitu? Karena dalam kegiatan studi di sekolah maupun perguruan tinggi, pendidik akan menekankan perkembangan pola pikir peserta didiknya dan dapat menyesuaikan dengan materi yang diberikan oleh pendidik melalui proses belajar mengajar tersebut. Tujuan dari proses tersebut adalah untuk meningkatkan kinerja perkembangan berfikir peserta didik dan meningkatkan kualitas berfikir peserta didik itu sendiri.
Dari serangkaian pengertian kognitif tersebut. Ada dua ahli yang mengungkapkan dan menjelaskan pengertian dari teori kognitif ini, yakni Lev Vygotsky dan Jean Piaget. Lev Vygotsky sendiri merupakan seorang ahli psikolog asal Rusia yang lahir pada 17 November 1896. Beliau merupakan ahli dalam bidang psikologi anak dan merumuskan konsep tentang "Zone of Proximal Development".
Sedangkan Jean Piaget adalah seorang psikolog asal Swiss yang terkenal dengan teori perkembangan dan kognitif nya. Beliau juga sebagai perintis tentang teori perkembangan konstruktivis tentang pengetahuan.
Akan tetapi, dengan keadaan mereka sebagai seorang ilmuwan psikolog yang meneliti tentang teori kognitif, mereka memiliki pendapat yang berbeda 180 derajat. Mereka memiliki keyakinan masing-masing tentang teori kognitif.
Menurut Jean Piaget, perkembangan kognitif memiliki empat aspek yang masuk di dalamnya, yakni kematangan, pengalaman, interaksi sosial dan ekulibrasi. Masuk dari Piaget tersebut adalah menentukan dan menjelaskan proses dari perkembangan kognitif manusia sejak dari balita, anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia berdasarkan hasil analisisnya dan penelitian yang dia dalami.
Piaget juga membagi proses penilitiannya menjadi 4 periode yakni: periode sensor motorik yakni pada usia 0 sampai 2 tahun, pra operasional dari usia 2-7 tahun, periode konkret dari usia 7-11 tahun dan periode operasi formal pada usia 12 sampai dewasa. Dengan pembagian tersebut, Piaget dapat mengambil kesimpulan dengan bentuk-bentuk interaksi yang terjadi berdasarkan periode yang dia teliti.