Lihat ke Halaman Asli

Epicentrum Kebangsaan

Anak muda pendukung Golkar

Anak Nelayan dengan Sejuta Harapan

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13891555001933535478

[caption id="attachment_289010" align="aligncenter" width="560" caption="Ilustrasi nelayan - Copyright Photo: simon abdurrahman (simon9light) (30)"][/caption]

Anak muda satu ini begitu menginspirasi. Taufik namanya. Mahasiswa angkatan 2011 Universitas Bakrie itu termasuk yang beruntung bisa mendapatkan beasiswa di kampus milik keluarga Bakrie. Tentu butuh kerja keras dan semangat juang tinggi untuk mendapatkannya.

Ia bukan keturunan darah biru atau anak pejabat. Taufik hanya anak dari keluarga sederhana. Ayahnya hanya seorang nelayan. Sejak kecil ia telah menjadi piatu. Asal daerahnya pun masih asing di telinga. Takisung nama daerah kelahirannya berada di sebuah desa kecil, Kecamatan Tanah Laut, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Di Universitas Bakrie (UB) ia mengambil Program Studi Ilmu Politik. Pemuda kelahiran 25 Januari 1993 ini dikenal pendiam. Namun dibalik itu semua banyak yang tak akan menyangka bahwa ia mempunyai kegigihan yang kuat untuk mencapai impiannya hingga datang di kampus Bakrie.

Taufik awalnya berniat di Kampus IAIN Banjarmasin. Bahkan ia sudah lolos seleksi kuliah disana, namun tiba-tiba Universitas Bakrie berkunjung ke daerah dengan tawaran beasiswa yang menggiurkan. Senang bukan main ketika ia mendapatkan beasiswa full di UB.

Permasalahan utama yang muncul di benaknya setelah mendapatkan beasiswa itu adalah biaya hidup di Jakarta. Namun sebagai anak pesisir, yang diajarkan bertarung keras oleh ayah seorang nelayan untuk menyambung hidup, Taufik terus berjuang agar mimpinya tidak lepas begitu saja.  Ia pun berinisiatif meminta bantuan dari PT. Arutmin, salah satu anak perusahaan Bakrie. Dan akhirnya tunjangan Rp 1 juta per bulan pun berhasil ia dapatkan dari PT. Arutmin.

Dikira OB Kampus

Kenekatan Taufik dengan bekal uang saku selama satu bulan berhasil membawanya ke ibu kota. Sebelumnya kepada tim Newsletter Epicentrum Kebangsaan Taufik mengaku untuk berkuliah di Jakarta sama sekali tidak pernah terbayang olehnya. Namun semangat inilah yang memacu dirinya untuk memberikan yang terbaik bagi dirinya selama berkuliah di Universitas Bakrie.

“Tidak pernah terbesit di benak saya akan keberadaan saya di Jakarta. Untuk apa saya datang ke sini jika saya tidak menunjukkan kemampuan saya.  Saya jauh-jauh dari Takisung, datang ke Jakarta dengan rasa bangga dan menaruh banyak harapan,” ujarnya bersemangat.

Ada kisah lucu ketika pertama datang ke Jakarta. Taufik yang tidak mempunyai sanak saudara mengambil keputusan untuk bermalam di musholla. Ia sempat dikira Office Boy (OB) kampus saat tidur di musholla kampus Universitas Bakrie (UB), Jakarta.

Taufik tetap bersyukur meski di awal perjuangannya menuntut ilmu harus bersusah payah seperti ini. Menurut dia, Tuhan memang tidak banyak memilih orang-orang untuk mendapatkan anugerah ini. Ketika kita tidak mampu mengeluarkan materi yang kita miliki bukan berarti itu merupakan jalan buntu yang kita hadapi.

"Tuhan memiliki jalan lain. Dengan kemampuan yang Tuhan berikan, kita harus memanfaatkan kemampuan itu dengan maksimal untuk memanfaat sebuah kesempatan dan meraih harapan," tuturnya.

Sosok Taufik tidak pernah membayangkan dirinya akan berada di Jakarta. Ya Jakarta yang biasa ia lihat di televisi.  Namun apa yang terjadi? Dirinya berada disini karena sebuah impian yang ia peroleh lewat Universitas Bakrie dengan kemampuan yang ia miliki dan keberanian mencoba perubahan besar.

“Saya ingin menjadi pejabat yang mampu menangani masalah di kampung saya. Saya ingin menjadikan desa saya maju di nasional, dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia dengan berbagai prestasi yang dimiliki desa Takisung. Selain jadi pejabat saya juga memiliki cita-cita menjadi seorang pengusaha, memiliki tanah dimana-mana yang bisa saya manfaatkan untuk keluarga saya dan masyarakat Takisung,” seloroh Taufik dengan antusias dan penuh harapan.

[caption id="attachment_289011" align="aligncenter" width="576" caption="Taufik bersama Aburizal Bakrie (ARB) saat launching Epicentrum Kebangsaan (CenSa) -- manifestasi kepedulian ARB terhadap pengembangan kapasitas anak muda--April 2013."]

1389155704934897568

[/caption]

Selain itu, kisah sukses bisnis pengusaha dan tokoh nasional Aburizal Bakrie (ARB) menjadi inspirasi dan impiannya. Ia ingin menjadi pengusaha sukses seperti ARB. Menurutnya perjuangan bertahan hidup di Jakarta menjadi kampus kehidupan untk meniti jalan sukses seperti ARB. Untuk itu, sembari menuntut ilmu di UB, Taufik berjualan donat bersama beberapa teman kuliahnya.

Taufik saja bisa, mengapa kita tidak? Ayo anak muda Indonesia, kesuksesan milik kita!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline