Lihat ke Halaman Asli

Darah di Wilwatikta Eps 54: Keharuman di Pawon Manterakata

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13840938912059798700

* Posting ini dibuat oleh blogger tamu, Hes Hidayat

Panas seperti memanggang Trowulan.

MBAKYU Tri yang sedang berada di dapur merasa panas ini bukan sekedar pancaran sinar matahari di bulan kemarau.

Sembari menggoreng ikan dan menyeduh teh, ia memusatkan konsentrasinya. Beberapa saat ia bergidik. Ada apakah gerangan?

Seharian ini sepi sekali, mungkin para pelanggannya sedang menyambut iringan pengantin dari kerajaan Sunda Galuh, pikirnya.

Diliriknya ikan wader yang sudah dibumbui dalam keranjang. Woalah kalau tidak segera dimasak, ikan ini akan segera rusak dan harus dibuang, sayang sekali. Dimasukkannya segenggam ikan wader ke dalam penggorengan. Sambil menunggu ikan-ikan berukuran jari itu matang, ia menggerus sambal di cobek besar kesayangannya.

Sebentar lagi suaminya mungkin pulang. Tadi ia pamit untuk bertemu dengan teman-teman pendekar di kios gerabah mbah Wongso. Mbakyu Tri mulai menyiapkan makan siang untuk suaminya.

Tiba-tiba didengarnya derap langkah diluar. Orang-orang berlarian. Mbakyu Tri meninggalkan cobeknya dan berlari keluar.

"Ono opo toh?" Tanya mbakyu Tri ke seorang pemuda yang berjalan cepat membawa kayu bakar.

"Perang Mbakyu. Perang dengan Sunda Galuh! Baiknya Mbakyu masuk dan mengunci pintu! Cepat Mbakyu saya tunggu disini"

"Gustiii!" Mbakyu Tri berteriak sambil mengangkat tangannya. Lalu berlari masuk ke warungnya dan cepat mengunci pintu. Ia menutup jendela, dilambaikan tangannya ke pemuda itu yang kemudian berlari setelah memastikan MbakYu Tri aman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline