HIRUK pikuk suara pedagang dan pembeli dan pertukaran barang serta uang terus terjadi di pasar kota Trowulan.
Begitu pula di kios gerabah milik Mbah Wongso.
Setelah anak kecil yang diantar orang tuanya untuk membeli celengan, datang pembeli lain, seorang ibu yang hendak membeli kendi untuk wadah air minum. Lalu pembeli lain lagi, yang membutuhkan mangkuk.
Di kios sebelah, pedagang batik menggelar beberapa helai kain, menunjukkan motif- motif yang berbeda pada calon pembelinya yang memegang dan meneliti kain- kain itu.
Suara ringkik kuda yang menanti sang pemilik yang sedang berbelanja sesekali terdengar pula dari arah jalan, meningkahi semua hiruk pikuk itu.
Berbeda dengan keriuhan di luar, di dalam sebuah kamar yang terhubung dengan pintu dari kios gerabah milik mbah Wongso, suasana senyap yang terasa.
Kedatangan Pendekar Padi Emas dengan seorang prajurit dari Kerajaan Sunda Galuh yang diluar rencana membuat beberapa pendekar yang ada di dalam ruangan itu harus memikirkan apa tindakan yang harus mereka ambil.
Mereka semua mulanya ada di sana untuk mengatur rencana pencarian Kiran, sang tabib muda yang diculik serta melacak keberadaan Putri Harum Hutan yang tergabung dalam kelompok Para Pelindung yang Tersumpah . Pendekar Gegurit Wungu telah diputuskan untuk berangkat mencari Kiran. Dan kini tiba- tiba Pendekar Padi Emas datang dengan seorang prajurit Kerajaan Sunda Galuh yang saat itu sedang berperang dengan prajurit Kerajaan Majapahit.
Pendekar Padi Emas berdiri di muka pintu, sementara prajurit Sunda Galuh yang bernama Kayan berdiri di belakangnya. Dengan tatapan dingin menusuk Pendekar Padi Emas memperhatikan ketiga pendekar lain yang ada di dalam ruangan itu.
Sang pendekar tampan Gegurit Wungu menimbang- nimbang. Pendekar Wolu Likur tampak berpikir keras. Tindakan Pendekar Padi Emas yang membantu Prajurit Sunda Galuh ini sungguh tindakan berbahaya. Itu tindakan yang bisa membuat mereka semua menjadi musuh kerajaan.
Pendekar Misterius, yang juga ada di dalam ruangan tersebut juga belum bersuara. Wajah ramahnya tampak tetap tenang dan seperti biasa dia berusaha membuat suasana tegang menjadi cair. Alih- alih langsung menjawab Pendekar Padi Emas, dia memilih untuk menoleh pada prajurit dari kerajaan Sunda Galuh itu.