Lihat ke Halaman Asli

Sahyul Pahmi

TERVERIFIKASI

Masih Belajar Menjadi Manusia

Puisi | Menunggu Cinta Menemukan Takdirnya

Diperbarui: 23 Oktober 2020   12:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: pixabay.com

Masih adakah cinta
Yang terbuat tanpa keputus-asaan
Tanpa tuntutan
Tanpa kepemilikan
Yang terbuat dari kesetiaan

Hari ini?
Saat kecepatan, pergeseran, dan kemunafikan bergandeng tangan

***

Seorang pengembala muda
Mencintai kekasihnya
Seperti fajar
Yang mencintai paginya--tanpa jeda
Seperti senja
Yang mencintai perpindahan malamnya--tanpa jeda
Seperti laut yang mencintai pasang surutnya--tanpa jeda

Pemuda pengembala tak tahu
Jika suatu saat nanti
Kekasihnya tak dapat lagi dinamakan kekasih
Seperti domba-domba yang ia tuntut, berlarian tak tentu arah

Yang ia yakini,
Jika pun ia harus mati sebagai pengembala saja
Setidaknya, sesudah Tuhan mengambil nyawa berdosanya

Kekasihnya datang dan memeluknya
Menangis dalam semua tanyanya

"Bagaimana jika hanya engkau yang aku cintai?"

"Bagaimana jika hanya engkau yang ingin aku miliki?"

"Bagaimana jika hanya engkau yang ingin aku temani menjadi sepasang merpati sampai sayap-sayapnya tak bisa terbang lagi?"

"Sedang kamu pergi?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline