Kutatap bulan yang bergelantungan
Di gelapnya malam
Separuh lingkarannya bersembunyi
Di semak-semak pinggir jalan
Seakan sengaja mengintipku
Di teras bambu setelah waktu isya datang
Mengingatkanku pada dirimu
Yang menyembunyikan inginku
Sepertinya ranting pohon pinus
Menusuk sinar bulan
Sehingga pandanganku terhalang
Tak mengapa
Karena sinar bulan malam ini
Bersinar dari dua arah
Satunya dari langit
Satunya lagi dari wajahmu
Wajahmu purnama bagiku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H