Lihat ke Halaman Asli

Sahyul Pahmi

TERVERIFIKASI

Masih Belajar Menjadi Manusia

Merdunya Nyanyian Pagar

Diperbarui: 18 September 2016   19:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: www.rumah-informasi.com

Jam sepuluh mendekatiku
Mengajakku untuk cepat-cepat pergi sekolah
Kelasku diisi bergantian
Karena tak cukup ruangan
Bisa jadi tukang bakso pun datang bergantian

Seragam kusut tak masalah
Karena Ibu tak pernah menyetrika
Sekaligus tak punya
Asalkan kecup Ibu bagai bunga
Telah tertempel di dahiku sebelum ke Sekolah

Melewati lorong-lorong kota
Samping kos mahasiswa dan janda-janda
Ada juga diantaranya
Rumah besar orang kaya
Mempunyai pagar tinggi dari baja

Tampaknya sangat mengkilap
Maklum orang kaya
Aku membunyikannya dengan ranting kayu
Namun, sang pemilik rumah marah
"Hei, jangan sentuh itu Nak, jika pagarku lecet kamu pasti tak bisa menggantinya," katanya
Kupikir orang kaya hidupnya bahagia
Ternyata Beliau juga buta matanya
Mata hatinya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline