Lihat ke Halaman Asli

Sahyul Pahmi

TERVERIFIKASI

Masih Belajar Menjadi Manusia

Berhentilah Menangis Adikku

Diperbarui: 26 April 2016   14:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi

Setiap hari air matamu tumpah
di papan berdebu
rumah kita
kesedihanmu meraung-raung
menembus pintu tetangga
setiap pulang sekolah
wajahmu mendung berwarna kelabu
dugaanku engkau bersedih karena Ibu
yang bertahun-tahun
berselimut obat dokter di tempat tidurnya
dugaanku engkau bersedih
karena Ayah terlalu cepat
mengibarkan sayapnya
keatas sana
di pangkuan Sang Pencipta
berhentilah menangis adikku
di sakuku ada recehan kasih sayang
belanjakanlah untuk kebahagiaanmu
jika itu dapat mengobatinya
engkau tak mau menerimanya
engkau tak mau mengambilnya
lantas apa yang membuatmu
bersedih adikku?
"kak aku bersedih bukan kerana Ayah dan Ibu. tetapi, karena

aku tak bisa membantumu, mengurusi rumah sendirian"

aku hanya tersenyum dik, jika aku tidak mengerjakan itu

aku tak pantas disebut anak dari Ibu dan Ayah kita"

sumber foto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline