ilustrasi
Setiap hari air matamu tumpah
di papan berdebu
rumah kita
kesedihanmu meraung-raung
menembus pintu tetangga
setiap pulang sekolah
wajahmu mendung berwarna kelabu
dugaanku engkau bersedih karena Ibu
yang bertahun-tahun
berselimut obat dokter di tempat tidurnya
dugaanku engkau bersedih
karena Ayah terlalu cepat
mengibarkan sayapnya
keatas sana
di pangkuan Sang Pencipta
berhentilah menangis adikku
di sakuku ada recehan kasih sayang
belanjakanlah untuk kebahagiaanmu
jika itu dapat mengobatinya
engkau tak mau menerimanya
engkau tak mau mengambilnya
lantas apa yang membuatmu
bersedih adikku?
"kak aku bersedih bukan kerana Ayah dan Ibu. tetapi, karena
aku tak bisa membantumu, mengurusi rumah sendirian"
aku hanya tersenyum dik, jika aku tidak mengerjakan itu
aku tak pantas disebut anak dari Ibu dan Ayah kita"