Indonesia dan Korea Selatan telah lama melakukan kerja sama utamanya dalam bidang ekonomi dan pembangunan. Kondisi itu terus mengalami peningkatan dan menguat khususnya masa pasca pandemi, terutama pada bidang otomotif melalui pengembangan pabrik kendaraan Hyundai, bidang petrokimia oleh perusahaan Lotte Chemical serta yang terbaru komitmen dalam komitmen pembangunan klaster industri baja berkapasitas 10 juta ton pada 2025. Berbagai upaya dan kerjasama tersebut diapresiasi oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, terlebih keterlibatan Hyundai yang terlibat aktif dalam berbagai proyek hidrogen secara global, dimulai dari Indonesia dengan Waste-to-Hydrogen, hingga pemanfaatan limbah masyarakat lokal.
"Saya mengapresiasi penuh langkah Hyundai yang aktif mengimplementasikan solusi jaringan HTWO (H2) yang tak hanya menguntungkan Indonesia, namun secara jangka panjang juga untuk pasar ASEAN,"kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat bertemu CEO Hyundai Motor Group Euisun Chung dalam kunjungan kerjanya di Seoul Korea Selatan Senin (20/5/2024).
"Proyek pengembangan hidrogen tersebut bisa berperan penting dalam mendorong gerakan netralitas karbon dan pembangunan ekonomi,"
Langkah kerja tersebut sudah memiliki peta jalan jelas, karena dari dalam negeri, raksasa ekonomi Korea tersebut akan menggandeng Pertamina sebagai mitra lokal. Apalagi pada saat bersamaan, pemerintah juga telah melakukan akselerasi dalam pengembangan kendaraan listrik (EV) serta menyusun jalan pengembangannya. Bentuknya mulai dari pemberian berbagai insentif, hingga pengembangan ekosistem EV di tanah air, dimana Hyundai adalah salah produsen mobil listrik mumpuni. "Dengan status tersebut, pemerintah mendorong Hyundai melakukan langkah peningkatan dalam wujud kenaikan kapasitas bagi UMKM lokal maupun pemasok lokal, termasu memberi akses kepada SDM lokal dalam penguasaan urusan EV ini, tak cuma mobil, tapi masuk juga mesin dan produk turunan seperti stasiun pengisian daya dan supaya Hyundai dapat lebih melibatkan pemasok lokal di daerah sekitar pabriknya," kata Menko Airlangga.
Untuk informasi, saat ini Hyundai tengah membangun pabrik baterai untuk memproduksi kendaraan listrik yang dilengkapi sel baterai Indonesia di Karawang, Jawa Barat pada 2024 ini. Pembangunan pabrik tersebut dilakukan secara patungan LG Energy Solution dan produksi komersialnya akan dimulai pada kuartal ketiga 2024.
Tak cuma soal percepatan pengembangan kendaraan listri, langkah lain yang juga sedang dikerjakan pemerintah adalah akselerasi transisi energi dari fosil yang berganti ke energi ramah lingkungan seperti panas bumi dan energi surya. "Di luar itu pengembangan teknologi rendah karbon maupun efisiensi energi dan energi alternatif lain seperti pengembangan hidrogen untuk kendaraan juga jadi perhatian, "papar Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar tersebut.
Terakhir, pemerintah telah mendorong sejumlah kesepakatan dalam Joint Committee Meeting on Economic Cooperation (JCEC) sebelumnya yang didukung oleh Hyundai seperti investasi Hyundai Motor pada kendaraan listrik Indonesia (pabrik mobil jadi, pabrik gabungan sel baterai, pabrik paket baterai, dan lain-lain).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H