Komisi Pemilihan Umum atau KPU telah menyelesaikan penghitungan suara hasil Pemilihan Umum Presiden dan Legislatif 2024 yang menempatkan kemenangan telak bagi pasangan no urut 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Pasangan kombinasi senior dan yunior tersebut menang dalam satu putaran pemilihan dengan raihan sebanyak 58,57 persen dari total suara, atau sebanyak 96.214.691 suara.
Hasil yang dinyatakan sebagai suara pemenang resmi nasional tersebut secara langsung merupakan bentuk dari hasil kerja kolektif partai pengusung yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) terutama Partai Golkar.
Hanya saja, dalam analisis pengamat politik dan Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Ahmad Khoirul Umam, keberhasilan yang dicapai itu sangat ditentukan oleh peran besar Partai Golkar yang dipimpin oleh Airlangga Hartarto. Umam bahkan secara tegas menyebut jika partai berlambang beringin itu punya andil lebih besar dari pada partai yang tergabung dalam koalisi 02 dalam kerja memenangkan pasangan Prabowo-Gibran.
"Ada kontribusi besar Golkar. Fakta itu yang harus dilihat sebagai titik tumpu untuk posisi tawar kekuatan Golkar nanti di parlemen,"
Apalagi dari hasil Pemilu itu, terlihat bagaimana soliditas Partai Golkar berperan kunci bagi sukses yang diraih Prabowo -- Gibran . Soliditas yang itu terlihat dari kenaikan drastis dan signifikan dibanding pemilu 2019. Total kenaikannya lebih dari dari 2 persen. Jumlah yang kalaiu diangkakan akan setara dengan lebih dari 4 juta suara.
Jika mengacu pada hasil Pemilu 2019, jumlah suara yang berhasil diraih Golkar tercatat sebanyak 17.229.789 suara (12,31 persen), Gerindra 17.594.839 suara (12,57%), Demokrat: 10.876.507 suara (7,77%), PAN: 9.572.623 suara (6,84%).
Bandingkan dengan hasil Pemilu 2024 ini dimana raihan suara yang diperoleh Golkar mencapai Golkar 23.208.654 suara (15,28%) yang itu setara dengan kenaikan 2,97%, Berikutnya Gerindra dengan 20.071.708 suara (13,22%) naik 0,65%; Demokrat 11.283.160 suara (7,43%) atau turun 0,34%; PAN 10.984.003 suara (7,23%) atau naik 0,39%.
Dari hasil Pemilu kali ini, dimana raihan suara Golkar tercatat sebanyak 23.208.654 suara, maka jumlah wakil yang akan duduk di DPR nanti adalah sebanyak 102 orang/kursi di DPR RI. Angka itu tidak terlalu jauh selisihnya dengan PDIP yang meraih suara terbanyak di Pileg dan hanya unggul 7 kursi atau total 109 kursi/orang.
Dengan konfigurasi demikian, Golkar diperkirakan akan menempati posisi strategis dalam penciptaan stabilitas politik pemerintahan Prabowo-Gibran khususnya di parlemen. "Jadi terpaut 7 kursi (dengan PDIP) Golkar akan memegang peran cukup strategis dalam pemerintahan Prabowo-Gibran," jelasnya.
Peran dan posisi strategis itu yang sudah pasti diharapkan akan dimainkan Partai Golkar oleh Prabowo-Gibran dalam meredam gejolak stabilitas politik dan dinamika yang ada di parlemen. Peran yang menjadi penting jika ada dari partai oposisi yang mencoba melakukan manuver terhadap pemerintah di DPR. "Itu menjadi titik kuat dari bargaining position Golkar bagi pemerintah ke depan," tandas Khairul.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H