Lihat ke Halaman Asli

Anak Tansi

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Airlangga Hartarto dan Kerjasama Strategis Indonesia dengan Inggris

Diperbarui: 4 Maret 2024   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ekon.go.id

Hubungan bilateral Indonesia dengan Inggris terus berjalan secara positif. Beragam kerjasama dari berbagai bidang terus dibahas dan ditingkatkan pada banyak bidang. Terakhir, Indonesia yang sedang dalam proses masuk sebagai anggota OECD (The Organisation for Economic Co-operation and Development) berharap adanya dukungan dari negara yang telah lebih dahulu tergabung dalam organisasi tersebut. Keinginan untuk bergabung dari Indonesia tersebut tidak lain agar posisi Indonesia lebih kuat di dalam kelompok negara-negara maju. 

Keinginan tersebut juga tidak lepas strategi Indonesua dalam mendongkrak postur ekonominya dari yang semula berstatus sebagai negara berpendapatan menengah. Dengan bergabung di organisasi tersebut, kesempatan untuk akselerasi peningkatan PDB nasional dan masuk jajaran negara dengan pendapatan per kapita sejajar dengan negara maju kian terbuka. Upaya tersebut menjadi pilihan pemerintah di tengah situasi global yang kian berat yang secara langsung bisa mengancam target yang hendak dicapai pada tahun 2045, melalui slogan Indonesia Emas tersebut.


Kepada Menteri Inggris untuk Indo-Pasifik Anne-Marie Trevelyan yang diterima di kediaman resmi beberapa waktu lalu, Menko Airlangga menyebut bahwa kunjungan tersebut ada dalam rangka kunjungan kerjanya di Jakarta. Dalam pertemuan tersebut kedua pejabat berdiskusi tentang sejumlah isu. Mulai dari isu geopolitik dan konflik yang terjadi  di sejumlah kawasan yang melibatkan banyak negara, hingga wacana reformasi Badan Perdagangan Dunia atau WTO yang jadi isu dan akan dibicarakan dalam dalam pertemuan Organisasi Perdagangan Dunia (MC13).


Kepada sang tamu Airlangga menyambut baik dukung yang diberikan pemerintag Inggris terhadap proses aksesi Indonesia sebagai anggota OECD. Dukungann yang itu diperoleh setelah organisasi tersebut secara resmi memutuskan untuk membuka diskusi dengan Indonesia beberapa waktu lalu.

Tak cuma soal OECD, sang tamu juga memaparkan pengalaman negaranya sebagai anggota ke-12  Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP) pada pertengahan tahun lalu. "Mungkin butuh waktu sekitar dua tahun dari proses pengajuan hingga resmi menjadi negara anggota CPTPP. Terdapat beberapa ketentuan yang perlu disiapkan, untuk itu Pemerintah Inggris juga siap untuk memberikan dukungan kepada Indonesia untuk bergabung dalam CPTPP," ujar Menteri Anne-Marie.
Terkait CPTPP, Airlangga menganggap bahwa dengan bergabungnya Indonesia akan menjadi langkah signifikan untuk sistem peraturan yang lebih terintegrasi dan juga bisa dimanfaatkan Indonesia untuk meningkatkan perdagangan, investasi, serta kerja sama teknis dengan negara mitra kawasan lainnya. Apalagi sebelumnya Indonesia dan Inggris adalah juga Ketua Bersama untuk kegiatan Forest, Agriculture Commodity Trade (FACT) Dialogue. Sebuah forum berkumpul pemerintah banyak negara  produsen dan konsumen utama untuk komoditas pertanian yang diperdagangkan secara internasional.

Dikarenakan Indonesia akan mengakhiri masa sebagai Ketua Bersama FACT Dialogue pada Maret 2024 mendatang, maka Inggris selaku Ketua Bersama juga diundang hadir pada kegiatan FACT Forum 2024 yang akan diselenggarakan pada 6-8 Maret 2024 di Bali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline